Kiat Kaesang Pangarep Akselerasi Bisnis UMKM hingga Wacana IPO

ANTARA FOTO/R. Rekotomo
Putra ke-3 Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep saat menghadiri peluncuran aplikasi Madhang, di Semarang, Jawa Tengah, Senin (11/12). Madhang merupakan aplikasi untuk mencari makanan spesial yang berasal dari resep masakan keluarga di Indonesia.
Penulis: Ekarina
12/11/2020, 16.21 WIB

BEI memberi kesempatan bagi usaha kecil menengah (UKM)  dan perusahaan rintisan (startup) dengan aset terbatas untuk masuk pasar modal. Hanya saja, proses pencatatan UKM berbeda dengan saham perusahaan besar, yakni melalui papan akselerasi yang diberi kode khusus. 

Kolaborasi UMKM

Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha  Indonesia (APINDO), Franky Sibarani mengatakan kolaborasi dan pendampingan merupakan kunci mengatasi kesulitan bisnis UMKM.

Kolaborasi ini menurut dia bisa dilakukan bersama dunia usaha, perguruan tinggi dan lainnya. Terlebih dengan adanya Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja, yang memudahkan usaha UMKM mendapat kemudahan akses pembiayaan, pasar, pengembangan usaha dan perizinan. 

"Bagaimana kolaborasi bisa membawa UMKM lebih maju, membawa perusahaan lebih maju. Lalu, adanya UU Ciptaker, bisa membuat ruang kolaborasi UMKM dengan pemerintah," katanya.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim optimistis dari 64 juta UMKM yang ada di Indonesia, 10% di antaranya bisa maju dan berkembang. Caranya, melalui pendekatan yang tepat sehingga usaha mikro bisa ditingkatan kapasitasnya. 

"Tentu kami juga akan memperbanyak model, baik dengan mentoring dan inkubasi," ujar Arif.

Meski demikian, untuk merealisasikan rencana itu juga membutuhkan alokasi dana yang besar. Sedangkan nominal anggaran pendampingan UMKM yang dimiliki kemenkop UKM masih di bawah Rp 1 triliun.

Pihaknya sudah berdikuasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengenai kemungkinan mendapat pendanaan Rp 2 triliun- Rp 3 triliun dengan menggeser anggaran lain. 

"Dengan begitu, kemampuan kami membedayakan koperasi dan UMKM bisa menjadi lebih baik," ujarnya.

Seperti diketahui, pandemi corona memukul sebagian besar sektor UMKM. Survei Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, sebanyak 62,6% pelaku UMKM yakin bisnisnya dapat berjalan lebih dari satu tahun sejak pandemi Maret 2020.

Ironisnya, tetap terdapat sekitar 20% UMKM berpotensi gulung tikar sebelum September 2020. Detailnya bisa dilihat dalam databoks berikut:

Halaman: