Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bertolak ke Jepang untuk memenuhi undangan sejumlah pelaku utama industri otomotif yakni Toyota Motors, Mitsubishi Motors, Honda, Suzuki, dan Mazda.
Pemerintah tengah berupaya untuk memperluas pasar ekspor produk otomotif Indonesia. Untuk itu, Menperin Agus akan melobi produsen otomotif di Negeri Sakura agar Indonesia bisa mengekspor mobil ke Australia, Ini lantaran kebijakan pemasaran merupakan ranah sang pemilik merek.
Agus juga akan memenuhi undangan dari Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Jepang (METI) dan Kantor Perdana Menteri Jepang, dengan agenda utama menarik investasi Jepang ke Indonesia.
“Kami akan all out untuk menarik investasi. Kunjungan kali ini khusus untuk mengawal komitmen investasi baru sektor otomotif dan petrokimia. Dengan METI, kami akan menjajaki proses evaluasi dan tindak lanjut IJEPA dan New MIDEC," kata Agus melalui keterangan resmi, dikutip Antara, Rabu (10/3).
Menperin menyampaikan pihaknya terus berupaya mendorong realisasi komitmen investasi pada sektor manufaktur nasional.
Delegasi juga akan bertemu dengan asosiasi yang beranggotakan 100 perusahaan di Jepang atau Kaidanren dan lembaga persahabatan yang aktif mempromosikan hubungan Indonesia-Jepang atau Japan Indonesia Association (Japinda).
Investasi asing asal Jepang merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Perkembangan aliran investasi dari Jepang dapat disimak pada databoks berikut:
Menperin mendorong para investor Jepang untuk melakukan pengembangan kendaraan listrik atau electrified vehicles (EV). Menperin juga akan menjelaskan UU Cipta Kerja pada pelaku industri, counterpart, dan menteri METI.
Kunjungan Menperin kali ini merupakan kunjungan kerja menteri pertama di dunia yang diterima secara resmi oleh pemerintah Jepang semenjak negara Sakura tersebut menetapkan status State of Emergency. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan mitra bilateral yang sangat penting bagi Jepang.
Ekspor Mobil ke Australia
Keinginan untuk mengekspor mobil ke Australia beberapa kali disampaikan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Dia menargetkan ekspor mobil ke Negeri Kangguru bisa mencapai 120 ribu unit per tahun atau 10% dari total pembelian mobil Australia yang mencapai 1,2 juta unit per tahun.
Peningkatan ekspor otomotif tersebut akan dilakukan dengan memanfaatkan perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
"Indonesia sekarang menikmati (tarif) 0% dari IA-CEPA. Kami bisa ekspor mobil ke sana," kata Lutfi dalam konferensi pers secara daring di kantornya, Jakarta, Kamis (25/2).
Menurut Lutfi selama ini Indonesia belum memanfaatkan perjanjian tersebut untuk mengekspor produk otomotif ke Australia. Adapun produk yang potensial untuk dijual ke Negeri Kanguru itu ialah Mitsubishi Xpander, Mitsubishi Pajero, Toyota Innova, dan Toyota Fortuner.
Di sisi domestik, Lutfi berharap penjualan mobil bisa kembali mencapai angka 1 juta unit per tahun. Sementara pada 2020, penjualan ritel mobil anjlok menjadi 578.327 unit. Oleh karena itu, pemerintah memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0 % untuk mobil baru.
Harapannya, konsumsi akan meningkat serta stok mobil yang belum terjual bisa berkurang. Kementerian Perdagangan mencatat, ekspor mobil pada 2020 mencapai US$ 6,6 miliar dengan jumlah 250 ribu unit. Nilai tersebut turun 19,52 % dibandingkan ekspor 2019 sebesar US$ 8,2 miliar dengan jumlah 310 ribu unit.
Dengan pendekatan yang dilakukan Kemenperin ini diharapkan produsen di Indonesia dapat segera bersiap memproduksi kendaraan dengan model yang diminati pasar Australia.
Produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia. Pada 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) mencapai 232,17 ribu unit atau senilai Rp 41,73 triliun.
Sedangkan, pengapalan untuk kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53,03 ribu set atau senilai Rp 1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp 17,52 triliun.
Program Making Indonesia 4.0 menargetkan sektor industri kendaraan bermotor nasional menjadi pemain global. Bahkan, Indonesia berambisi menjadi hub ekspor kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).