Perluas Pasar Ekspor Mobil RI, Menperin Lobi Raksasa Otomotif Jepang

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita akan bertolak ke Jepang untuk melobi produsen otomotif seperti Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki, dan Mazda, agar bisa mengekspor mobil ke Australia.
Penulis: Happy Fajrian
10/3/2021, 10.19 WIB

Peningkatan ekspor otomotif tersebut akan dilakukan dengan memanfaatkan perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

"Indonesia sekarang menikmati (tarif) 0% dari IA-CEPA. Kami bisa ekspor mobil ke sana," kata Lutfi dalam konferensi pers secara daring di kantornya, Jakarta, Kamis (25/2).

Menurut Lutfi selama ini Indonesia belum memanfaatkan perjanjian tersebut untuk mengekspor produk otomotif ke Australia. Adapun produk yang potensial untuk dijual ke Negeri Kanguru itu ialah Mitsubishi Xpander, Mitsubishi Pajero, Toyota Innova, dan Toyota Fortuner.

Di sisi domestik, Lutfi berharap penjualan mobil bisa kembali mencapai angka 1 juta unit per tahun. Sementara pada 2020, penjualan ritel mobil anjlok menjadi 578.327 unit. Oleh karena itu, pemerintah memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0 % untuk mobil baru.

Harapannya, konsumsi akan meningkat serta stok mobil yang belum terjual bisa berkurang. Kementerian Perdagangan mencatat, ekspor mobil pada 2020 mencapai US$ 6,6 miliar dengan jumlah 250 ribu unit. Nilai tersebut turun 19,52 % dibandingkan ekspor 2019 sebesar US$ 8,2 miliar dengan jumlah 310 ribu unit.

Dengan pendekatan yang dilakukan Kemenperin ini diharapkan produsen di Indonesia dapat segera bersiap memproduksi kendaraan dengan model yang diminati pasar Australia.

Produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia. Pada 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) mencapai 232,17 ribu unit atau senilai Rp 41,73 triliun.

Sedangkan, pengapalan untuk kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53,03 ribu set atau senilai Rp 1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp 17,52 triliun.

Program Making Indonesia 4.0 menargetkan sektor industri kendaraan bermotor nasional menjadi pemain global. Bahkan, Indonesia berambisi menjadi hub ekspor kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Halaman: