Menurut Djonny, sejak bioskop kembali beroperasi, film impor sangat populer di bioskop di kota-kota besar, terutama Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sedangkan di bioskop-bioskop daerah, film nasional jauh lebih populer.
“Kalau di daerah memang cenderung lebih banyak peminat film nasional. Banyak film yang menceritakan misteri-misteri atau urban legend yang disenangi masyarakat daerah,” kata dia.
Djonny mengatakan, pengelola bioskop belum memiliki strategi khusus untuk meningkatkan tingkat kunjungan masyarakat. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, jumlah penonton tetap harus dibatasi untuk mencegah penularan virus corona.
Ia menambahkan, yang penting saat ini adalah tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan bioskop. Gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer tetap wajib dilakukan.
Selain itu, staf juga akan melakukan pengecekan suhu tubuh, dan menjalankan pelacakan pengunjung dengan QR Code dan secara manual. Kemudian, selain pembatasan kapasitas pengunjung, petugas juga akan membersihkan tempat duduk sebelum dan sesudah penayangan film.
Djonny juga menyadari bahwa pandemi yang belum berakhir membuat kepercayaan masyarakat untuk menonton bioskop masih rendah. “Saat ini kami hanya berharap program vaksinasi berjalan dengan baik, sehingga kepercayaan masyarakat untuk mengunjungi bioskop kembali pulih,” ujarnya.
Selain itu, sampai saat ini belum banyak film nasional yang masuk ke bioskop. Sebab, produser film-film nasional masih mempertimbangkan untuk memasukkan filmnya ke bioskop saat kapasitas maksimal pengunjung masih 50%. “Kapasitas masih sedikit dan penonton masih sepi, mereka takut rugi,” kata Djonny.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan