Survei UNDP: 95 Persen UMKM Berminat Terapkan Usaha Ramah Lingkungan

Katadata
Penulis: Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
14/10/2021, 19.03 WIB

Studi ini juga mengungkapkan manfaat langsung dari digitalisasi. UMKM yang bergabung dengan platform daring untuk memasarkan produk mereka selama pandemi COVID-19 mencatat permintaan yang lebih tinggi terhadap produk mereka dan keuntungan yang lebih besar, dibandingkan dengan UMKM lain yang telah menggunakan platform tersebut sebelum masa pandemi, dan mereka yang usahanya dijalankan sepenuhnya secara luring.


Walaupun pandemi membawa dampak serupa pada UMKM yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki, survei mengungkapkan bahwa perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaannya. Selain itu, hanya 19,7 persen UMKM milik perempuan yang melaporkan mencari bantuan dari program bantuan tunai dari Pemerintah (BPUM) dibandingkan dengan 26,9 persen UMKM milik laki-laki.

Berdasarkan survei 45,2 % UMKM masih beroperasi normal, 30.9% UMKM masih beroperasi sebagian dan bahkan tidak ada yang berniat untuk menutup usaha secara permanen ditengah PPKM Darurat. Intervensi pemerintah juga telah mampu meningkatkan ketahanan UMKM meskipun cakupannya masih harus diperluas.

Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura meminta para pemangku kepentingan bekerja sama untuk meningkatkan sektor UMKM seiring dengan pertumbuhan ekonomi negara yang lebih baik.

“Kesempatan sekarang ada tangan kita. Kita harus menangkap peluang untuk transisi yang lebih berani menuju ekonomi hijau dengan praktik-praktik usaha yang lebih inklusif. Rilis penelitian ini menegaskan bahwa sebagian besar pelaku usaha berpengaruh di sektor UMKM sangat menginginkan adanya perubahan. Saya berharap laporan ini—dan dialog kebijakan hari ini—memberikan wawasan yang lebih tajam tentang sektor UMKM dan mendorong diskusi tentang kebijakan yang dapat membantu UMKM mengatasi tantangan mereka saat ini,” kata Shimomura.

Vikram Sinha, Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, mencatat pentingnya percepatan transformasi digital di Indonesia.

“Kemitraan kami dengan UNDP dan Kementerian Koperasi dan UKM telah membantu kami memahami manfaat digitalisasi bagi masyarakat. Kolaborasi ini dapat membantu menginformasikan sektor UMKM tentang praktik terbaik untuk menghadapi tantangan di masa depan, berapapun besarnya. Kami bangga mempersembahkan studi bersama ini yang kami harap dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk memanfaatkan peluang dalam digitalisasi dan praktik usaha ramah lingkungan,” ujarnya.

Ekonom Senior UNDP Indonesia, Rima Prama Artha mengatakan keinginan dari UMKM untuk praktik inklusi dan green bisnis sangat tinggi. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan UNDP pada Agustus, hampir 90 persen pelaku UMKM setuju dengan adanya green bisnis dan inklusi. Meski demikian, dalam pelaksanaannya masih belum banyak yang belum mengimplementasikan, terutama praktik inklusi.

"Banyak mereka merasa terlalu kecil untuk menyebabkan dampak sehingga enggan melakukan praktik ini. Mereka juga belum sepenuhnya sadar keuntungan dua praktik baik ini," kata Rima.

Rima menambahkan, dalam meningkatkan partisipasi praktik ramah lingkungan dan inklusi, pelaku UMKM menyebutkan beberapa hal, diantaranya peningkatan kapasitas melalui workshop. Untuk praktik ramah lingkungan, pelaku UMKM meminta pengembangan fasilitas pemilahan sampah dan bantuan sertifikat ramah lingkungan bagi bisnis mereka sehingga usaha menjadi lebih optimal.

Halaman: