Belanja Infrastruktur 2021 Cetak Rekor Terbesar Rp 402 Triliun

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nym.
Petugas mengoperasikan alat berat untuk menyelesaikan proyek jalur ganda kereta api Cicalengka-Kiaracondong di Cimekar, Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/12/2021). Untuk pertama kalinya, belanja infrastruktur menembus Rp 400 triliun pada tahun 2021.
5/1/2022, 15.43 WIB

 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)  menghabiskan anggaran infrastruktur sebesar Rp 16,5 triliun.
Dana sebesar ditu digunakan untuk pengadaan BTS, penyediaan kapasitas satelit, akses internet dan pusat data nasional.

Berdasarkan pos anggarannya, sumber anggaran infrastruktur tahun 2021 datang dari pemerintah pusat melalui kementerian/lembaga (K/L) yakni sebesar Rp 220,6 triliun sementara dari non- K/L sebesar Rp 4,6 triliun.

Belanja infrastruktur yang dihabiskan pemeirntah daerah melalui transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai  Rp 101,4 triliun.

Belanja infrastruktur juga ditopang kinerja pembiayaan  lainnya di antaranya, seperti Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU LMAN) untuk pengadaan tanah Proyek Strategis Nasional sebesar  Rp 14,4 trilun.

Juga, pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 16,6 trilun, dan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN infrastruktur sebesar Rp 44,4 triliun.

 Sebagai catatan, pemerintah menyelesaikan pembangunan 24 infrastruktur yang masuk dalam PSN pada tahun 2021.

Jumlah proyek infrastruktur PSN yang selesai pada tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2020, proyek PSN yang selesai dibangun sebanyak 12 proyek.

Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Aggaran infrastruktur melonjak dari di bawah Rp 100 triliun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Rp 400 triliun lebih di era Jokowi.

Realisasi anggaran infrastruktur dalam lima tahun terakhir adalah sebesar Rp 307,3 triliun pada 2020, Rp 394,1 triliun (2019), Rp 394 triliun ( 2018), Rp 379,1 triliun ( 2017), dan Rp 269,1 triliun (2016).



Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi