Kemenperin Gandeng Inaproduct untuk Pasarkan Produk Industri Kecil

https://inaproduct.com
Ilustrasi Inaproduct
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
14/1/2022, 16.04 WIB

 Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  menggandeng  penyedia platform marketplace PT Ina Produk Indonesia (Inaproduct.com) untuk memperluas pemasaran produk industri kecil dan menengah (IKM).

Kerja sama tersebut akan meliputi penyediaan dan pertukaran data dan informasi dan digitalisasi data IKM.

Kerja sama juga meliputi peningkatan kapasitas SDM serta usaha IKM melalui pelatihan, bimbingan teknis, pendampingan, serta fasilitasi promosi dan pemasaran. 

“Nantinya, Ina Produk dan Kemenperin akan bersama-sama mengidentifikasi potensi IKM, dan meningkatkan promosi serta akses pemasaran di dalam dan luar negeri,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita di Jakarta, Jumat (14/1).

 Kerja sama tersebut diharapkan bisa membantu IKM untuk ikut menikmati peningkatan transaksi e-commerce yang diperkirakan masih akan tinggi pada tahun ini.

Bank Indonesia memproyeksikan transaksi e-commerce di Indonesia pada 2022 mencapai Rp 530 triliun. Angka itu lebih tinggi dari transaksi e-commerce pada tahun lalu yang diperkirakan menyentuh Rp 403 triliun.

"Ini (sebagai salah satu bentuk) akselerasi untuk lebih memberdayakan (pelaku IKM). Dengan (kerja sama) marketplace yang ada ini (memberikan) jaminan legal secara produksi, badan hukum, dan pesanan (kepada pelanggan)," kata Reni.

Adapun, platform belanja daring yang melakukan kerja sama dengan Kemenperin adalah PT Ina Produk indonesia atau Inaproduct.com. 

Reni menganalogikan Kemenperin dalam kerja sama ini sebagai pemasok pemilik toko yang terverifikasi pada mal yang dimiliki Ina Produk.

  Mal yang dimaksud nantinya dapat ditemukan dalam Direktori Produk Indonesia dalam laman resmi Ina Produk. 

Program peningkatan jumlah partisipasi IKM di pasar digital merupakan salah satu langkah strategis Kemenperin.

Hal ini dinilai perlu agar IKM dapat menjawab tantangan yang harus dihadapi IKM dalam menghadapi akses pemasaran yang terbatas dan perubahan perilaku belanja konsumen. 

Pada 2021, tercatat lebih dari 4.600 pelaku IKM telah mengikuti webinar e-Smart IKM. Webinar itu adalah serangkaian pelatihan dan pendampingan IKM oleh Kemenperin untuk memperluas jangkauan penjualan ke pasar digital. 

 Program e-Smart IKM merupakan sistem database IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk dalam bentuk katalog daring.

Secara total, saat ini telah ada 17.600 unit IKM yang terhubung dengan marketplace dari total jumlah IKM di dalam negeri sebanyak 3,3 juta unit. 

Kementerian Perindustrian mencatat, industri kecil dan menengah (IKM) hingga kuartal III 2021 tumbuh sebesar 4,37%. Adapun pertumbuhan tersebut didominasi oleh IKM makanan dan minuman.

Khusus untuk IKM makanan dan Minuman, Reni menyatakan akan menerapkan standar yang cukup tinggi, yakni memiliki sertifikat good manufacturing practice (GMP).

Menurutnya, hal ini penting karena masih banyak IKM makanan dan minuman yang menggunakan bahan baku dengan standar rendah. 

"Termasuk (standar) kemasannya. Kami tidak ingin produk yang ditawarkan di marketplace tidak sesuai standar," ucap Reni. 

Pendiri Ina Produk Budihardjo Iduansjah mengatakan Direktori Produk Indonesia menjadi salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan IKM untuk memperluas jaringan pasarnya.

Adapun, salah satu fasilitas yang disediakan Ina Produk adalah interaksi dengan calon pembeli dari luar negeri. 

“Dengan begitu, supply chain akan terjaga dan berkesinambungan. Kami yakin kami punya semangat yang sama memberdayakan IKM dengan tagline: IKM kuat, industri kuat,” kata Budihardjo. 

Reporter: Andi M. Arief