Atasi Wabah PMK, Kementan Akan Impor Vaksin untuk Hewan Ternak

ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Ds/rwa.
Petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) memeriksa kesehatan sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di salah satu peternakan sapi di Desa Sembung, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022). Dinas Pertanian Kabupaten Gresik melakukan pembatasan area ternak dengan menutup sejumlah pasar hewan untuk memutus rantai penyebaran penyakit serta menyuntikan vitamin dan antibiotik bagi sapi-sapi yang terpapar PMK.
12/5/2022, 11.27 WIB

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, mengatakan pihaknya akan memberikan obat dan booster kepada hewan terjangkit PMK. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas hewan ternak yang rawan terangkit sambil menunggu kedatangan vaksin PMK. 

Nasrullah mengatakan vaksin PMK impor akan ditujukan bagi dua wilayah terdampak, yakni DI Aceh dan Jawa Timur. Sementara itu, vaksin domestik akan diserap oleh provinsi lainnya. 

Menurut dia, produsen vaksin PMK lokal telah memiliki keahlian dan fasilitas yang mumpuni. Pada 1986, pemerintah telah berhasil menyelesaikan masalah wabah PMK dengan virus buatan sendiri. 

Sebelumnya, Kementan telah resmi menetapkan Daerah Istimewa Aceh dan Jawa Timur sebagai provinsi terdampak wabah PMK. Ada enam kabupaten di dua provinsi tersebut yang menjadi perhatian khusus pemerintah, yakni Aceh Tamian, Aceh Timur, Gresik, Sidoarjo, Lamingan, dan Mojokerto. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), produksi daging sapi di Indonesia sebesar 437.783,23 ton pada 2021. Jumlah itu turun 3,44% dibandingkan pada 2020 yang sebesar 453.418,44 ton.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief