Harga daging ayam anjlok hingga Rp26.000 per kilogram karena pasokan yang berlebih. Kementerian Perdagangan akan membatasi impor ayam induk day old chicken (DOC) untuk mengatasi kelebihan pasokan tersebut.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa saat ini peternak ayam merugi lantaran harga jual di tingkat peternak adalah Rp 15.000 per Kg. Pasalnya, harga jual di pasar grosir besar hanya senilai Rp 20.000 per Kg.
"Peternak ayam saat ini merugi karena harga jual paling murah di peternak ayam harusnya Rp 19.000 per Kg," kata Zulkifli di Pasar Tomang Barat, Kamis (18/8).
Zulkifli mengatakan, harga ayam yang anjlok merugikan peternak karena biaya produksinya lebih besar. Untuk meningkatkan harga daging ayam di pasar, Zulkifli akan menyesuaikan pasokan daging ayam di tingkat peternak.
Beberapa upaya yang akan dilakukan iuntuk menyesuaikan pasokan daging ayam tersebut adalah mengurangi produksi bibit ayam dan memusnahkan sebagian DOC. Kementerian Perdagangan juga akan mengurangi impor indukan bibit ayam.
Plt. Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Isy Karim mengatakan Kemendag masih mencari akar permasalahan dari turunnya harga daging ayam saat ini. Salah satu dugaan Isy adalah masuknya daging dari ayam petelur yang tidak produktif ke pasar.
"Tapi, saya belum berani spekulasi, belum berani ambil kesimpulan, saat ini masih dikoordinasikan. Tapi penurunan harga daging ayam bukan karena permintaanya yang rendah," kata Isy.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa produksi daging ayam broiler atau ras pedaging di Jawa Barat berjumlah 860.156,13 ton pada tahun 2021.
Angka itu meningkat 9,75% dari produksi di tahun sebelumnya, sekaligus menjadi yang tertinggi dibanding provinsi lain.
Jawa Barat menyumbang kira-kira seperempat dari produksi daging ayam ras pedaging nasional, yang jumlah totalnya mencapai 3,42 juta ton pada 2021 atau naik 6,4% dari setahun sebelumnya.