Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai ekspor pada Oktober 2022 mencapai US 24,81 miliar, naik 12,3% dibandingkan Oktober tahun sebelumnya. Salah satu pendorong kinerja ekspor Oktober yaitu sektor pertambangan dan lainnya, termasuk batu bara.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, menjelaskan bahwa kinerja ekspor Oktober dengan bulan sebelumnya atau month to month (mtm) naik 0,13%. Ditopang oleh sektor migas yang tumbuh 4,93%; pertanian, kehutanan, dan perikanan 3,7% dan industri pengolahan 0,5%. Sedangkan tambang dan lainnya turun 2,18%.
Namun jika dilihat secara tahunan, kinerja ekspor ditopang oleh dua sektor utama yakni tambang dan lainnya yang tumbuh 31,8%, dan sektor migas yang tumbuh 29,2%. Sedangkan pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 4,86% dan industri pengolahan 5,89%.
“(Ekspor) pertambangan secara month to month turun 2,18% utamanya didorong oleh bijih tembaga, bijih zirkonium, nobium, tantalum, seng, timbal, serta batu kerikil, ini yang menyebabkan komoditas dipertambangan mengalami penurunan,” kata Setianto dalam konferensi pers, Selasa (15/11).
Sedangkan ekspor batu bara, menurut catatan BPS pada Oktober nilainya mencapai US$ 4,41 miliar, naik 5% dibandingkan bulan sebelumnya US$ 4,2 miliar. Namun Setianto mengungkapkan bahwa kinerja ekspor batu bara lebih ditopang oleh kenaikan harga batu bara dunia, sama halnya dengan gas.
Kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia lainnya, yakni besi dan baja naik 9,52% menjadi US$ 2,3 miliar dari bulan sebelumnya US$ 2,1 miliar, serta minyak kelapa sawit melesat 18,75% dari US$ 2,4 miliar menjadi US$ 2,85 miliar.
“Untuk komoditas besi dan baja, serta minyak kelapa sawit (peningkatan ekspor) lebih dikarenakan kenaikan volume. Sedangkan batu bara dan gas alam lebih disebabkan karena kenaikan harga di tingkat global,” kata Setianto.
Harga batu bara rata-rata Oktober tercatat mencapai US$ 326,6 per ton naik dibandingkan bulan sebelumnya US$ 321,5 per ton. Sedangkan harga batu bara acuan (HBA) Indonesia pada Oktober mencapai US$ 330,97 per ton naik 3,68% dibandingkan bulan sebelumnya US$ 319,22 per ton.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Oktober 2022 mencapai US$ 244,14 miliar atau naik 30,97% dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$ 230,62 miliar atau naik 30,61%.