Harga beras medium terpantau masih mengalami kenaikan meskipun Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog telah mendatangkan beras impor dari negara lain. Sebanyak 200.000 ton beras impor akan datang secara bertahap hingga akhir tahun.
Mengutip data hargapangan.id yang dirilis Bank Indonesia, harga rata-rata nasional beras kualitas medium I mencapai Rp 13.300 per kg pada Senin (19/12). Harga tersebut naik dibandingkan Rp 750 per kg dibandingkan Jumat (15/12) yang mencapai Rp 12.550 per kg.
Sementara harga rata-rata nasional beras kualitas bawah I dan kualitas super I pada Senin (19/12), masih berada di level yang sama masing-masing Rp 11.400 per kg dan Rp 13.600 per kg dibandingkan pekan lalu.
Rata-rata harga beras termahal jatuh kepada Sulawesi Tengah mencapai Rp 16.550 per kg. Serta untuk rata-rata harga beras termurah jatuh kepada Nusa Tenggara Barat yang hanya mencapai Rp 10.400 per kg.
Impor beras
Harga beras merangkak naik sejak Agustus 2022. Harga beras masih tetap naik meskipun Perum Bulog telah melakukan operasi pasar dan impor. Beras juga merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2022.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas mengatakan, adanya impor ini bukan keputusan dari Perum Bulog, namun berdasarkan dari hasil keputusan Rapat Koordinasi Terbatas atau Rakortas yang dilakukan bersama Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
"Ini dari Ratas yang dipimpin pak Presiden tindak lanjut Rakortas. Dua kali Rakortas menugaskan Bulog untuk memenuhi perintah negara untuk CBP satu juta ton, makanya diputuskan 500.000 ton diserap dari dalam negeri. Sisanya diizinkan dari luar atau impor," ujarnya saat monitoring pembongkaran impor beras di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12).
Impor beras tersebut dilakukan secara bertahap dan langsung disebar ke 14 pelabuhan di seluruh Indonesia. Impor tahap pertama tiba di Tanjung Priok sebesar 4.900 ton Jumat (19/12). Pasokan impor Tanjung Priok akan memenuhi kebutuhan untuk daerah Jabodetabek.
Kementerian Perdagangan menyatakan sudah memberikan izin pada Perusahaan Umum Badan urusan Logistik atau Perum Bulog untuk impor 500 ribu ton beras tahun ini. Impor beras tersebut sebagai upaya mengamankan cadangan beras pemerintah yang berada di bawah batas normal sebesar 1,2 juta ton.