Biang Kerok Sejumlah Mal Sepi Meskipun PPKM Telah Dicabut

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Suasana kios-kios pertokoan yang tutup dan sepi pengunjung di Mal Blok M Square, Jakarta, Rabu (7/12/2022). Mal yang terletak di bawah Terminal Blok M itu sempat menjadi tujuan pusat berbelanja warga Jakarta di era tahun 1990-an, namun kini menjadi sepi pengunjung karena banyak warga yang lebih memilih berkunjung ke pusat perbelanjaan yang lebih modern serta beralihnya perilaku masyarakat dalam berbelanja yang kini menggunakan sistem online (daring).
13/1/2023, 14.07 WIB

Alphonzus mengatakan bahwa manusia tidak bisa degan bebas berinteraksi secara langsung selaa tiga tahun terakhir. Oleh sebab itu, pusat perbelanjaan seharusnya dapat menambahkan fungsi sebagai tempat hub koneksi sosial atau social connection hub untuk merespon perubahan yang terjadi akibat pandemi Covid-19.

"Masyarakat Indonesia juga memiliki budaya yang senang berkumpul baik bersama keluarga, sanak saudara, teman, kolega, komunitas dan lain sebagainya. maka Oleh karenanya Pusat Perbelanjaan harus memiliki fasilitas untuk kebutuhan masyarakat tersebut," kata dia.

Alphonzus mengatakan, banyak Pusat Perbelanjaan yang mampu dan telah berhasil memberikan fungsi lain dari sekedar fungsi belanja. Hal ini menyebabkan mereka diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat.

"Bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100%," ujarnya.

3. Aksebilitas Minim

Penasihat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia atau HIPPINDO, Tutum Rahanta, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia perlu meniru negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia untuk menarik pengunjung agar mal tetap hidup. Dia mengatakan, konsep pembangunan mal di Singapura dan Malaysia terintegrasi stasiun MRT. Stasiun MRT banyak digunakan oleh warga sehingga bisa menarik pengunjung mal.

“Harusnya pemerintah berani memaksakan hal itu, berani untuk melakukan inovasi baru. Kalau di luar negeri semuanya pusat belanja itu nyambung dengan stasiun MRT,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (11/1).

Tutum menyayangkan baru satu pusat perbelanjaan di Indonesia yang terhubung dengan Stasiun MRT yaitu Blok M Plaza. Padahal semestinya mal-mal besar yang berada di tengah kota seperti Grand Indonesia atau Plaza Indonesia terhubung dengan stasiun MRT. Hal itu bisa memudahkan pengunjung untuk datang ke tempat tersebut.

“Ini MRT Bundaran HI ada nggak tembus ke Plaza Indonesia atau Grand Indonesia? Nggak ada kan? Pemerintah daerah seharusnya bisa mengelola sistem transportasi umumnya dengan lebih baik lagi ini,” ujarnya.

Selain itu, Tutum juga menyoroti pemberian Izin Mendirikan Bangunan mal yang tidak memperhatikan analisis aksebilitasnya. “Mal yang akan dibangun itu lokasinya strategis nggak? Transportasi umumnya mudah atau tidak? Akses mau ke mal nya sulit atau tidak? Jadi hal-hal yang seperti itu harus diperhatikan, pemerintah jangan hanya memberikan izin saja,” ujar Tutum.

DKI Jakarta dikenal sebagai provinsi yang memiliki banyak pusat perbelanjaan atau mal yang megah. Menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), terdapat 96 mal yang beroperasi di ibu kota hingga 24 November 2022.

Halaman: