Pemerintah Republik Indonesia menandatangani enam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding dengan Pemerintah Malaysia yang disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, pada Kamis (8/6). Nota kesepahaman tersebut terkait dengan investasi energi baru terbarukan atau EBT dan hilirisasi.
Bahlil menuturkan, kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan Menteri Investasi Malaysia, Tengku Zahrul, di Jakarta.
"Sebelumnya saya sudah bertemu dengan Menteri Investasi Malaysia di Kantor Kementerian Investasi di Jakarta pada 8 Mei lalu. Kami sepakat untuk menyusun Nota Kesepahaman yang mendorong peningkatan promosi investasi antara Indonesia dan Malaysia," ujar Bahlil melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (9/6).
Menurut dia, MoU tersebut merupakan wujud komitmen agar Indonesia dan Malaysia selalu berbagi informasi terkait kebijakan investasi yang ada di kedua negara. Tujuan dari penandatanganan MoU ini untuk mendorong usaha promosi investasi bersama dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik bagi kedua negara.
"Fokus sektor investasi ini didorong adalah sektor prioritas seperti hilirisasi industri, energi terbarukan, dan investasi berkelanjutan," kata Bahlil.
Dia mengatakan, tantangan dan persaingan investasi di Kawasan ASEAN akan semakin kompetitif ke depannya, khususnya terkait dengan pasokan energi hijau dan hilirisasi. Indonesia memandang Malaysia sebagai negeri serumpun yang berniat baik membangun hubungan kerja sama investasi dan saling menguntungkan kedua pihak.
“Malaysia adalah negara serumpun kita yang punya niat baik untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan kedua negara. Dia tidak mau menang sendiri. Maka saya akan gandeng erat Malaysia," kata Bahlil.
Realisasi investasi Malaysia di Indonesia pada 2017-2022 mencapai US$ 10,1 miliar. Jumlah tersebut menempati peringkat ke-7 negara dengan realisasi terbesar di Indonesia dari total 157 negara.
Adapun sektor investasi terbesar yang didominasi adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi, industri kimia dan farmasi, Industri makanan, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan, serta Industri Kertas dan Percetakan.
Pada 2022, tren investasi Malaysia di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar US$ 3,3 miliar. Melalui MoU ini diharapkan kedepannya angka investasi tersebut dapat konsisten dan terus meningkat.