Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan produksi beras mencapai 1,5 juta ton pada November 2023 dan 2 juta ton pada Desember 2023. Amran menyebut, target tersebut seiring dengan El Nino yang telah berakhir dan cuaca yang memasuki musim hujan,
"Kalau produksi beras jangan tanam dengan target di bawah 1 juta ton per bulan. Pakai target minimalnya bulan depan, yakni 1,5 juta ton per bulan," kata Amran di kantornya, Jumat (27/10).
Badan Pusat Statistik meramalkan volume produksi beras pada November 2023 mencapai 1,61 juta ton. Namun angka tersebut akan susut 31,05% secara bulanan menjadi 1,11 juta ton pada Desember 2023.
Amran mengatakan, telah menyiapkan strategi Masa Tanam I pada Oktober 2023 sampai Maret 2024. Ia melihat El Nino telah berakhir dan cuaca memasuki masa musim penghujan.
Ia pun berencana untuk memetakan area tanam di penjuru negeri untuk menggenjok produksi akhir 2023. Menurutnya, luas lahan siap tanam saat ini baru seluas 50.000 hektar.
Berdasarkan data BPS, total luas panen padi pada November 2023 diproyeksikan sekitar 510.000 ton, sedangkan pada Desember 2023 seluas 350.000 ton. Kedua luas panen tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi November 2022 sekitar 610.000 ton dan Desember 2022 sekitar 360.000 ton.
Ia mengatakan akan memberikan insentif pada petani dalam bentuk bantuan bibit beras, selain memetakan lahan. "Siapa yang cepat tanam, ada bibit yang disiapkan. Kami harus kejar awal musim hujan," ujarnya.
Menurut Amran, peningkatan produksi penting untuk menjaga harga beras pada akhir tahun. BPS mendata inflasi beras September 2023 mencapai 5,61% secara bulanan, tertinggi sejak Februari 2018.
Kenaikan harga beras berdampak pada inflasi September 2023 yang mencapai 0,19%. Kontribusi harga beras ke inflasi mencapai 0,18%. Harga beras eceran mencapai Rp 13.799 per kg. harga tersebut naik 5,61% secara bulanan atau 18,44% secara tahunan.
"Kenaikan harga beras tersebut disebabkan berkurangnya pasokan akibat kemarau berkepanjangan dan penurunan produksi akibat E Nino," ujar lt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers virtual, Senin (2/10).