Kementerian Pertanian atau Kementan tidak ingin susu kedelai menjadi barang substitusi atau alternatif pengganti susu sapi untuk program makan bergizi gratis yang diinisiasi oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Kalau bisa jangan susu kedelai, kalau memang mungkin impor, kita cari sumber protein yang lain," kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta pada kamis (12/9).
Dia menekankan bahwa makan bergizi gratis harus memiliki kandungan protein yang cukup. Apalagi, program ini ditujukan untuk anak-anak sekolah.
Menurut Sudaryono, Indonesia saat ini belum mencapai status swasembada untuk produk susu dan daging. Kendati demikian, dia menyebut asupan protein bisa didapatkan melalui substitusi.
“Yang penting bukan barangnya, tetapi nilai gizinya. Susu dapat disubstitusikan oleh telur, ayam, ataupun ikan agar gizinya tetap sama,” ujar Sudaryono.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah produksi kedelai mencapai 555 ribu ton dan total impor sebanyak 2,27 juta ton hingga November 2023.
Dengan jumlah impor yang mendominasi dibandingkan produksi kedelai dalam negeri, Sudaryono menyebut produk kedelai tidak dapat menjadi produk subtitusi bagi program makan bergizi gratis.
Kementan tetap optimistis dapat memenuhi kebutuhan susu untuk program ini meski dalam skala kecil. “Seperti di Banyumas, susu sapi akan dipasok oleh petani yang ada di sekitar Baturaden dan didistribusikan ke beberapa sekolah di sana,” ujarnya.
Mengatasi Impor Kedelai
Pemerintah berencana akan mengatasi impor kedelai agar bisa swasembada. Namun hal ini tidak akan dilakukan pada tahun depan, karena pemerintah akan lebih fokus untuk mencapai swasembada beras.
“Kami bereskan dahulu urusan karbohidrat, seperti beras dan jagung untuk makan ternak,” ucapnya.
Setelah Indonesia dapat mencapai swasembada untuk karbohidrat, pemerintah mulai mengusahakan swasembada pada sektor lain, seperti food estate hortikultura yang akan dibangun untuk komoditas cabai, bawang merah, dan bawang putih.
“Ada juga food estate yang akan kami dedikasikan untuk komoditas lain. Tidak menutup kemungkinan untuk komoditi kedelai juga,” kata dia.