Kasus Corona di Dunia Nyaris 2 Juta Orang, Naik Dua Kali dalam 11 Hari

ANTARA FOTO/REUTERS/Manuel Silvestri
Ilustrasi, wisatawan memakai masker pelindung berjalan di Lapangan Saint Mark di Venesia, saat negara tersebut berjuang melawan virus korona di Venesia, Italia, Kamis (27/2/2020).
Penulis: Desy Setyowati
14/4/2020, 07.05 WIB

Dengan total kematian akibat Covid-19 di AS mencapai 23.609 orang. Sedangkan Spanyol 17.756, Italia 20.465, Prancis 14.967, Jerman 3.194, Inggris 11.329, dan Tiongkok 3.341 orang.

Kendati AS berada pada posisi teratas, Presiden Donald Trump berencana segera membuka aktivitas ekonomi di negaranya. Alasannya, jumlah kematian akibat virus corona mulai menurun.

(Baca: Menilik Penyebab Kasus Kematian Virus Corona di AS Terbanyak di Dunia)

Sembilan negara bagian di pantai timur dan barat AS mengatakan bahwa mereka mulai merencanakan pembukaan kembali ekonomi secara perlahan. Selain itu, mereka akan mencabut kebijakan ketat terkait warga harus tinggal di rumah.

Mereka juga membentuk pakta regional yang bertujuan mengoordinasikan pembukaan kembali aktivitas ekonomi secara bertahap. Utamanya, tetap memperhatikan keamanan agar pandemi corona tidak lagi meluas atau bertambah signifikan kasusnya.

New York merupakan yang paling parah terdampak pandemi corona. New York akan bekerja sama dengan New Jersey, Connecticut, Delaware, Pennsylvania dan Rhode Island merancang strategi untuk bersama-sama memperlonggar kebijakan wajib tinggal di rumah yang diberlakukan bulan lalu.

Massachusetts kemudian mengumumkan akan bergabung. (Baca: Mengenali Tiga Tipe Mutasi Covid-19 yang Berbeda di Berbagai Negara)

Secara terpisah, para gubernur California, Oregon dan Washington mengumumkan perjanjian serupa untuk merancang pendekatan bersama. "pPrlu melihat penurunan tingkat penyebaran virus sebelum pembukaan kembali skala besar,” demikian dikutip dari Reuters, Selasa (14/3).

Halaman: