Kasus Virus Corona di AS Lampaui Tiongkok, 1 Ventilator untuk 2 Pasien

ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily
Ilustrasi, pekerja medis dengan baju pelindung merawat seorang pasien di ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, pusat terjadiinya penularan virus korona baru, di provinsi Hubei, Tiongkok, Minggu (16/2/2020).
Penulis: Desy Setyowati
27/3/2020, 07.46 WIB

Kepala ahli bedah di Pusat Medis Universitas New York-Presbyterian/Columbia di Manhattan, dr Craig Smith menulis kepada staf bahwa tim telah bekerja siang dan malam untuk menguji coba ventilator terpisah. Ventilator adalah mesin yang mendukung pernapasan seseorang yang kehilangan kemampuan untuk bernafas sendiri. 

Selain New York, jumlah pasien terjangkit virus corona meningkat di Louisiana. Permintaan ventilator di wilayah ini meningkat dua kali lipat.

(Baca: Pengajuan Tunjangan Pengangguran di AS Capai Rekor Efek Pandemi Corona)

Kepala eksekutif Ochsner Health System Warner Thomas mengatakan, sekitar 80% pasien di unit perawatan intensif (ICU) menggunakan mesin pernafasan saat ini. Ochsner Health System merupakan kelompok perawatan kesehatan negara bagian.

Gubernur Louisiana John Bel Edwards mengatakan, fasilitas medis kehabisan kamar dan ventilator untuk pasien terinfeksi virus corona. Jika jumlah pasien terinfeksi covid-19 tidak diminimalkan, maka ventilator di New Orleans habis pada 2 April.

Lalu, kamar untuk merawat pasien tidak tersedia lagi pada 7 April. "Ini bukan dugaan, bukan teori yang lemah. Itu bukan taktik menakut-nakuti. Inilah yang akan terjadi,” kata Thomas saat konferensi pers.

(Baca: Resesi Ekonomi yang Lazim Mengiringi Pandemi Besar di Dunia)

Halaman: