Ketegangan AS-Iran Meningkat, Kemenlu Imbau WNI Tingkatkan Kewaspadaan
KBRI Muscat: +968 9600 0210
KBRI Riyadh: +966 56 917 3990
KJRI Dubai: +971-56-3322611/+971-56-4170333
KJRI Jeddah: +966-50360 9667
"Untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi dan dampaknya terhadap WNI, rencana kontijensi telah disiapkan oleh Kementerian Luar Negeri bersama perwakilan-perwakilan RI di wilayah tersebut," tulis Kemenlu.
Kementerian juga mengaktifkan kembali crisis centre dengan nomor +62 812-9007-0027 untuk mengakomodir keperluan WNI.
Selain Indonesia, sejumlah negara juga meminta warganya mewaspadai dampak eskalasi konflik AS dan Iran. Filipina misalnya, yang memerintahkan warganya meninggalkan Irak untuk mengantisipasi memburuknya situasi konflik di sana.
"Level siaga di seluruh Irak telah dinaikkan ke tingkat 4 yang artinya menyerukan evakuasi wajib," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Filipina, Eduardo Menez dikutip Reuters.
(Baca: Pesawat Boeing 737 Milik Ukraina Airlines Jatuh di Iran)
Departemen Luar Negeri negara itu menyebutkan, ada 1.600 warga Filipina yang bekerja di Irak. Sementara lebih dari setengahnya di wilayah Kurdistan dan sisanya di fasilitas AS atau fasilitas milik asing lainnya di Baghdad maupun perusahaan komersial di Erbil.
Konflik AS dan Iran memanas setelah Taheran melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer udara Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat, Rabu (7/1). Serangan dilakukan beberapa jam setelah pemakaman Petinggi Militer Iran Qasem Soleiman yang tewas dalam serangan AS di Irak pada akhir pekan lalu.
Departemen AS menyebut serangan dilakukan sekitar pukul 01.30 waktu setempat. Iran menembakkan 13 rudal ke pangkalan Al Assad dan Erbil.
"Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel militer dan koalisi AS," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Jonathan Hoffman dikutip dari CNN.