Dengan nama-nama tersebut, City berubah menjadi mesin pemburu trofi. Sejak investasi Abu Dhabi September 2008, klub berwarna seragam biru langit ini telah mengoleksi 11 piala di level tertinggi Liga Inggris. Padahal, selama 128 tahun sejak berdiri hingga 2008, lemari klub ini hanya memuat 12 piala.

(Deloitte Football Money League 2018)

Geliat Mesin Bisnis City

Manchester City juga mengukuhkan dirinya sebagai mesin bisnis yang mumpuni. Mengutip data Deloitte Football Money League 2018, klub ini berhasil mencatat pertumbuhan signifikan pendapatan dari  € 416 juta pada 2014 menjadi € 568,4 juta tahun lalu. Angka ini hanya kalah dari Real Madrid, Barcelona, Bayern Munich, dan rival sekotanya Manchester United. 

Untuk pertama kalinya City berhasil menjadikan sisi komersial sebagai pemasukan utama pada tahun lalu. Total pendapatan dari sisi komersial City pada 2018 mencapai € 265,7 juta, naik dari € 231 juta tahun sebelumnya. Kesepakatan baru dengan produsen ban yakni Nexen Tire hingga sponsor baru semodel Amazon dan Gatorade menjadi penanda The Citizens berjaya di sisi komersial.

Angka ini melampaui pemasukan andalan banyak klub sepakbola yakni dari hak siar yang hanya mencapai € 238,8 juta tahun lalu. Padahal tahun lalu, hak siar masih menjadi pemasukan utama City dengan nilai € 237 juta.  Adapun pemasukan dari tiket pertandingan jadi yang terkecil yakni € 63,9 juta alias hanya 11% dari keseluruhan porsi pemasukan City. 

"Mereka berhasil menunjukkan kemampuan tingkat tinggi dengan kesepakatan beberapa sponsor," demikian keterangan Deloitte yang dikutip Senin (13/5).

(Deloitte Football Money League 2018)

Tak hanya dipegang Abu Dhabi, kini City juga dimiliki investor Tiongkok lewat China International Trust Investment Corporation (CITIC) dan China Media Capital yang menguasai 13,79 persen saham City Football Group. Penguasaan saham tersebut mengantar Chairman China Media Capital, Li Ruigang, sebagai Direktur di City. 

Selain Manchester City, City Football Group juga melebarkan sayap ke sejumlah klub sepakbola di dunia. Beberapa adalah Melbourne City FC dengan kepemilikan saham 100 persen, New York City FC dengan kepemilikan 80 persen saham, Yokohama Marinos di Jepang dengan 20 persen saham, hingga Girona FC 44,3 persen. 

Meski begitu, kesuksesan tak lantas menaungi City dalam kompetisi Eropa. Di Liga Champions, klub ini hanya mampu menginjak babak semifinal. Namun, Guardiola mengaku tidak risau dengan kondisi ini. Bahkan rivalnya yakni Jose Mourinho, mengatakan hanya soal waktu sebelum City memenangkan piala terbesar seantero Eropa. “Saya pikir ini hanya soal waktu,” kata Mourinho.

Halaman: