Tak Hanya Ekonomi, IORA Juga Bahas Terorisme di Samudera Hindia

ANTARA FOTO/IORA Summit 2017/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kanan) memukul gong disaksikan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kedua kanan), Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri), dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) ketika membuka acara Business Summit dalam rangkaian
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
6/3/2017, 16.52 WIB

(Baca juga: Jokowi Akan Buka Forum IORA, Seberapa Besar Dibanding APEC?)

Sofia menjelaskan, dokumen yang paling utama yakni IORA Concord yang juga disebut sebagai Jakarta Concord, merupakan dokumen strategis yang berisi visi dan norma kerja sama IORA kedepannya, untuk memperkuat arsitektur regional dalam menghadapi tantangan di kawasan. 

Dokumen kedua, Rencana Aksi IORA adalah dokumen yang memuat aksi untuk melaksanakan Jakarta Concord dan memperkuat implementasi komitmen area prioritas dan lintas sektoral.

Dokumen ketiga, Deklarasi IORA untuk Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme dengan Kekerasan adalah kesepakatan bersama negara-negara anggota IORA mengenai pentingnya memerangi terorisme dan kekerasan ektrimis. 


Tersangka Kasus Terorisme yang Ditangkap Polri Selama 2016



Terakhir adalah dokumen Deklarasi Bersama Komunitas Bisnis IORA ditujukan untuk membangun kemitraan untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan adil. Selain itu, akan dibahas juga upaya untuk memperkuat kerja sama dan kemitraan untuk perluasan dan diversikasi perdagangan dan investasi, dengan fokus pada usaha kecil dan menengah (UKM).

Menurut Sofia, pemerintah Indonesia berpandangan bahwa IORA perlu dikembangkan untuk memperkuat regionalisme dan mendorong budaya dialog. "Upaya itu dilakukan melalui pengembangan norma, rules of engagement, dan kelembagaan," katanya. 

Sofia juga menjelaskan manfaat kawasan Samudra Hindia bagi Indonesia, diantaranya sebagai sumber investasi yang potensial, dengan total nilai mencapai 3,05 miliar dolar AS, atau 41 persen dari seluruh nilai realisasi investasi.

(Baca juga:  Jokowi Ingin Perkuat Poros Maritim di Samudera Hindia)

"Kawasan Samudra Hindia juga merupakan salah satu sentra pariwisata dunia yang mampu menarik 121,8 juta wisatawan bernilai 146,8 miliar dolar AS. Perdagangan Indonesia dengan 14 negara IORA juga mengalami surplus di pihak Indonesia," katanya. 

IORA beranggotakan 21 negara yakni Australia, Bangladesh, Komoro, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Somalia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab dan Yaman.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman