The Fed: AS Butuh Lebih Banyak Stimulus Fiskal Lawan Dampak Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlo Allegri/ama/dj
Ilustrasi. Parlemen AS telah menyepakati bantuan stimulus fiskal sebesar US$ 3 triliun.
Penulis: Agustiyanti
13/5/2020, 08.00 WIB

Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve menilai bisnis dan rumah tangga AS akan membutuhkan lebih banyak stimulus fiskal. Periode pemulihan pasca-lockdown yang diperkirakan membutuhkan waktu lebih panjang berpotensi membuat angka pengangguran semakin memburuk dan pemulihan ekonomi tidak merata.

Gubernur The Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan puncak pengangguran AS akan mencapai 20% atau lebih tinggi. Namun, akan kembali turun menjadi 8% hingga 10% pada akhir tahun. Tingkat pengangguran AS pada April mencapai 14,7%.

"Mungkin perlu ada lebih banyak stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga kita dapat mengurangi pengangguran itu dan lebih dekat dengan pekerjaan penuh," kata Kaplan dikutip dari Reuters, Rabu (13/5)

The Fed menyerukan dibutuhkan lebih banyak uang untuk menolong perekonomian dengan cepat. Pembuat kebijakan Fed lainnya, termasuk Presiden Richmond Thomas Barkin dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menyerukan pandangan serupa.

Namun, para pembuat undang-undang di AS dan Gedung Putih saat ini masih berselisih tentang berapa banyak bantuan yang harus diberikan untuk menolong ekonomi dan kapan waktu yang tepat.

(Baca: WHO: Uji Coba Pengobatan Virus Corona Menunjukkan Data yang Positif)

The Fed telah meluncurkan berbagai program pinjaman dan memangkas suku bunga menjadi nol, tetapi tidak dapat memberikan uang dalam bentuk hibah atau keringanan pajak seperti yang dapat dilakukan oleh pemerintah dengan persetujuan Kongres AS. Anggota Parlemen telah memberikan persetujuan stimulus senilai US$ 3 triliun.

"Dalam krisis ini, pemerintah AS memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dana untuk mendukung rakyat Amerika," kata Kashkari.

Para pembuat kebijakan Fed juga mencatat, kecepatan pemuluhan ekonomi akan sangat bergantung pada seberapa aman perasaan orang Amerika untuk kembali bekerja dan melakukan aktivitas di tengah masih mewabahnya virus corona.

Halaman: