Trump Tawarkan Bantuan Militer untuk Redam Kerusuhan di Minnesota

ANTARA FOTO/REUTERS/Shannon Stapleton/wsj/dj
Shannon Stapleton Seorang pria bermasker membawa spanduk saat aksi protes setelah terjadi insiden tewasnya pria Afrika-Amerika George Floyd yang melalui rekaman video terlihat kehabisan nafas akibat seorang polisi Minneapolis yang menekan lutut di lehernya, di kawasan Brooklyn, Kota New York, Amerika Serikat, Jumat (29/5/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
31/5/2020, 10.09 WIB

(Baca: Twitter Sembunyikan Kicauan Trump soal Pembunuhan George Floyd)

Jika dinyatakan bersalah atas pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua, Chauvin akan menghadapi 25 tahun penjara dengan tuduhan pertama dan hingga 10 tahun pada yang kedua. Namun, Keluarga Floyd dan pengacara mereka, Benjamin Crump, kecewa lantaran Chauvin tidak didakwa dengan pelanggaran yang lebih serius.

Kerusuhan tak hanya terjadi di Minnesota, tapi juga berbagai negara bagian AS lainnya, seperti Los Angeles, Chicago, Cleveland, Dallas, Atlanta, New York, Atlanta, dan Washington D.C. Di Atlanta, api membakar di dekat CNN Center. Beberapa kendaraan dibakar, termasuk satu mobil milik polisi.

(Baca: Kematian George Floyd Berujung Kerusuhan di New York hingga Washington)

Di New York, para pengunjuk rasa dan polisi bentrok di luar Barclays Center dengan para pemrotes melemparkan botol dan lebih banyak lagi pada petugas kepolisian New York. Sementar di Washington D.C, ratusan demonstran berkumpul di depan Departemen Kehakiman, kemudian berbaris menuju Gedung Putih sambil meneriakkan "Black lives matter" dan "I can't breathe" yang menggambarkan kata-kata ketika Folyd sekarat.

Protes di luar Gedung Putih sempat menyebabkan gedung itu dikunci. Namun, kini Secret Service telah membuka kembali pintu masuk dan keluar Gedung Putih untuk staf dan media.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu