Gelombang Kedua Corona, Kasus Baru Melonjak di Brazil, AS, dan Jerman

ANTARA FOTO/ REUTERS/Sergio Moraes/WSJ/dj
Seorang pria berjalan di sebelah grafiti yang menggambarkan petugas kebersihan memakai alat pelindung diri menyemprotkan virus berwajah Presiden Brasil Jair Bolsonaro ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat (12/6/2020).
Penulis: Happy Fajrian
23/6/2020, 10.46 WIB

Terlebih lagi selama ini cara penanganan pandemi di Brazil oleh Presiden Jair Bolsonaro kerap dikritik dunia internasional. Bahkan hingga kini Brazil tidak memiliki menteri kesehatan, setelah Bolsonaro memecat Luiz Mandetta pada April, dan penggantinya, Nelson Teich, mengundurkan sebelum genap satu bulan menjabat.

WHO juga mengkhawatirkan lonjakan kasus baru corona di Jerman dengan reproduction rate virus sempat melonjak ke 2,88 pada Minggu kemarin. Ini artinya satu orang pembawa virus dapat menginfeksi 2,88 orang di sekitarnya.

(Baca: 4 Negara Beli Vaksin AstraZeneca, CEO Klaim Proteksi Corona 1 Tahun)

Sedangkan di AS, jumlah tambahan kasus baru selama dua hari berturut-turut pada Jumat dan Sabtu (18-19 Juni), dan pada Senin (22/6) menembus angka 30 ribu per hari. Saat ini total kasus di negeri Paman Sam menjadi yang tertinggi di dunia dengan total 2,39 juta orang terinfeksi.

Oleh karena itu Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta agar seluruh negara di dunia bersatu dalam memerangi pandemi corona.

“Tidak adanya kepemimpinan global dan persatuan dalam memerangi virus adalah ancaman yang lebih besar daripada wabah itu sendiri, dan politisasi telah membuat pandemi semakin buruk,” ujarnya.

Selama ini cara WHO menangani pandemi dikritik oleh anggotanya, terutama AS. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa WHO terlalu lemah, terlalu lamban, dan terlalu “Tiongkok-sentris” dalam menangani pandemi.

(Baca: Wilayah Zona Merah Covid-19 Jawa Timur Menyusut Menjadi 7 Daerah)

Halaman: