Muncul Desakan Pemakzulan Trump karena Picu Kerusuhan di Capitol

ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/File Photo/AWW/dj
Presiden AS Donald Trump berbicara saat reli kampanye di Bandara Cecil di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat, 24 September 2020.
Penulis: Happy Fajrian
7/1/2021, 12.40 WIB
USA-ELECTION/PROTESTS (ANTARA FOTO/REUTERS/Jim Urquhar/AWW/dj)

Isi Pidato Trump yang Memicu Kerusuhan

Kerusuhan di Gedung Capitol pada Rabu kemarin dipicu pidato Trump di luar Gedung Putih. Dia mengatakan bahwa, “inilah yang akan terjadi ketika kemenangan telak(nya) di pemilu yang sakral dilucuti dengan kejam”.

Sebelumnya, pada 20 Desember 2020, Trump telah mengajak para pendukungnya untuk melakukan protes besar-besaran pada 6 Januari 2021 untuk mendesak senat dan DPR AS mengesahkan kemenangan Biden-Harris.

“Protes besar di (Washington) DC pada 6 Januari, datanglah, (ini) akan menjadi liar,” cuitnya melalui @realdonaldtrump. Setelah itu Trump masih menyampaikan klaim-klaim tidak berdasar dan tanpa bukti bahwa partai Demokrat melakukan kecurangan pada pemilu.

Ribuan pendukung Trump pun datang pada tanggal tersebut dan mendengar ajakan sang Presiden untuk berbaris ke Gedung Capitol untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas (klaim) ketidakberesan pemilu. Mereka juga mendesak anggota partai Republik yang duduk di senat dan DPR untuk menolak mengesahkan hasil pemilu.

“Kita akan berjalan ke Capitol dan kita akan mendukung senator dan anggota kongres kita yang berani. Untuk melawan, kita tidak akan pernah menyerah, kita tidak akan mengaku kalah,” kata Trump dalam pidatonya di depan Gedung Putih.

Dia pun menyatakan kemenangan partai republik atas cacat pemilu sebagai “ledakan omong kosong”. Massa pendukung Trump mulai menyerbu Gedung Capitol sebelum pidato tersebut berakhir dan memicu kerusuhan di sana.

Anggota Parlemen dan Senat yang semula dijadwalkan menggelar sidang pengukuhan kemenangan Joe Biden dalam pemilu AS terpaksa dievakuasi.

Ketika kerusuhan pecah di Gedung Capitol, Trump cenderung diam dan tidak membuat pernyataan apapun melalui akun Twitternya. Baru setelah presiden terpilih AS Joe Biden mengungkapkan kekecewaannya atas kerusuhan yang terjadi, Trump mencuitkan seruan damai kepada para pendukungnya.

"Saya minta semua orang di Gedung Capitol untuk tetap damai. Tidak ada kekerasan. Ingat, Kita adalah partai yang mematuhi hukum dan ketertiban," cuitnya. Ia juga membagikan video melalui Twitternya. "Saya tahu rasa sakit Anda. Saya mengerti kepedihan Anda," kata Trump.

Lagi-lagi, ia mengatakan pemilu telah dicurangi. "Semua orang tahu itu, khususnya pihak seberang. Namun, Anda harus pulang sekarang." Twitter menandai video Trump itu sebagai pernyataan dengan risiko kekerasan.

Halaman: