AS Izinkan Warga yang Sudah Divaksinasi Lepas Masker di Luar Ruangan

ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/WSJ/dj
Presiden AS Joe Biden menegaskan pedoman baru yang memperbolehkan warga yang telah divaksinasi Covid-19 melepas masker dengan kondisi tertentu dibuat berdasarkan sains, bukan politik.
Penulis: Agustiyanti
28/4/2021, 07.11 WIB

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat mengeluarkan panduan baru tentang penggunaan masker di luar ruangan untuk warga AS yang telah merampungkan vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan pedoman tersebut, orang yang telah divaksinasi secara penuh kini dapat membuka masker dalam pertemuan kecil di luar ruangan atau makan di luar dengan teman-teman dari berbagai keluarga. Namun, CDC menekankan orang yang belum divaksi masih harus menggunakan masker pada pertemuan semacam itu.

"Sains menunjukkan jika Anda divaksinasi, Anda dapat melakukan hal tersebut dengan aman tanpa masker," ujar Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky mengatakan selama pengarahan Gedung Putih virtual pada Selasa (27/4) seperti dikutip dari CNN.

Meski demikian, kehidupan tidak akan kembali normal sepenuhnya bagi orang-orang yang telah divaksin. Mereka tetap harus menghindari pertemuan besar di dalam ruangan.

CDC tidak menentukan berapa banyak kehadiran orang yang dapat disebut sebagai pertemuan. Namun, situs web badan tersebut menggambarkan pertemuan besar yakni menyatukan banyak orang dari banyak rumah tangga di ruang pribadi atau publik.

Adapun bagi mereka yang telah divaksinasi penuh tetapi memilih untuk menghadiri acara luar ruangan yang ramai, seperti pertunjukan langsung, parade, atau acara olahraga, CDC tetap menyarankan untuk tetap menggunakan masker.

"Umumnya bagi orang yang divaksinasi, aktivitas di luar ruangan tanpa masker aman. Namun, kami terus merekomendasikan penggunaan masker di tempat dan tempat luar ruangan yang ramai," kata Walensky.

Ia mencontohkan, masker sebaiknya tetap digunakan saat berada di stadion dan konser yang penuh sesak di mana ada penurunan kemampuan untuk menjaga jarak fisik dan banyak orang tidak divaksinasi kemungkinan hadir.

Presiden Biden menggunakan panduan masker baru CDC ini untuk mendesak semua orang Amerika agar mau divaksinasi. "Intinya jelas, jika Anda divaksinasi, Anda dapat melakukan lebih banyak hal, lebih aman, baik di luar maupun di dalam ruangan," kata Biden dalam sambutannya di Gedung Putih.

"Jadi bagi mereka yang belum mendapatkan vaksinasi, terutama jika Anda lebih muda, atau berpikir Anda tidak membutuhkannya, ini adalah alasan bagus lainnya untuk mendapatkan vaksinasi. Sekarang," ujarnya.

AS merupakan negara produsen vaksin Covid-19 terbesar di dunia, terlihat dalam databoks di bawah ini. Tahun ini, Negara Adidaya tersebut diperkirakan memproduksi 4,7 miliar dosis vaksin. Meski demikian, tak sedikit  warga AS yang menolak untuk divaksin.

 

Walensky mengatakan bahwa CDC termotivasi untuk memperbarui panduannya terkait penggunaan masker ini, setelah melihat peningkatan jumlah orang yang divaksinasi di AS dan penurunan tingkat kasus Covid-19.

"Ada data yang lebih banyak menunjukkan bahwa sebagian besar penularan terjadi di dalam ruangan daripada di luar ruangan," kata Walensky.

Ia menjelaskan, kurang dari 10% penularan yang terdokumentasi dalam banyak penelitian terjadi di luar ruangan. Namun, risiko penularan meningkat hampir 20 kali lipat untuk pertemuan di dalam ruangan.

"Itu ditambah dengan fakta bahwa kami sekarang memiliki 37% orang di atas usia 18 yang divaksinasi penuh dan fakta bahwa tingkat kasus kami sekarang mulai turun, memotivasi perubahan panduan kami," kata Walensky.

Biden menekankan, keputusan itu dibuat oleh para ahli CDC berdasarkan sains, bukan politik. "CDC dapat membuat pengumuman ini karena para ilmuwan kami yakin dengan data bahwa kemungkinan terkena atau menularkan virus kepada orang lain sangat rendah jika Anda berdua telah divaksinasi penuh dan keluar di udara terbuka," kata dia.

Kondisi AS berbeda dengan Indonesia. Pemerintah saat ini masih meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan melalui gerakan 3M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak meski sudah mendapatkan vaksin Covid-19.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, baru 7,17 juta orang yang merampungkan vaksinasi atau memperoleh dosis kedua. Jumlah tersebut baru mencapai 0,04% dari target sasaran vaksinasi yang ingin dicapai pemerintah sebanyak 181,55 juta orang untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.