Studi Vaksin AstraZeneca Campur Pfizer, Apa Dampak dan Risikonya?

ANTARA FOTO/REUTERS/Dominic Lipinski/Pool /HP/dj
Moira Edwards mendapat suntikan vaksin AstraZeneca di pusat vaksinasi masal virus corona NHS di Epsom Race Course di Epsom, Surrey, Inggris, Senin (11/1).
Penulis: Sorta Tobing
1/7/2021, 16.31 WIB

Kini, Inggris menawarkan suntikan pertama mereka yang berusia di atas 18 tahun. Di saat yang sama, pemerintah setempat memberikan dosis kedua kepada orang-orang yang tersisa.

Wakil Kepala Petugas Medis Inggris, Profesor Jonathan Van-Tam menyebut, program vaksinasi non-campuran (homolog) telah menyelamatkan puluhan ribu nyawa di negaranya. “Tetapi, kami sekarang tahu bahwa dosis pencampuran dapat memberi fleksibilitas yang lebih besar untuk program booster,” katanya, dikutip dari CNBC International, pada 28 Juni 2021.

Sejauh ini, tim peneliti di Inggris masih menjalankan uji coba lebih lanjut terkait hal ini. Dan, hasilnya belum dirilis. Namun, melansir Business Insider, beberapa negara sudah mengizinkan pencampuran vaksin.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah Beier/hp/cf)

Campuran Vaksin Pfizer dan Moderna di Negara Lain

Sebelum vaksin virus corona keluar, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mencampur vaksin secara umum dapat memberi hasil yang lebih baik. Para peneliti juga tengah menguji kombinasi vaksin campuran untuk para penderita human immunodeficiency virus atau HIV di masa depan.

Kini, beberapa negara sudah mulai mengizinkan penduduknya untuk mencampur dan mencocokkan vaksin Covid-19. Salah satunya, Kanada.

Awal Juni lalu, negara itu mengumumkan suntikan Pfizer dan Moderna dapat digunakan secara bergantian. Anjuran ini muncul karena pasokan vaksinnya yang rendah.

Kanada juga mengalami ketidakpastian pengiriman vaksin AstraZeneca. Selain itu, muncul kekhawatiran di masyarakat tentang risiko pembekuan darah bagi penerima vaksin.

Beberapa negara Eropa sudah lebih dulu menganjurkan pencampuran vaksin. Contohnya Jerman, Swedia, Prancis, Spanyol, dan Italia. Negara-negara tersebut mengizinkan penerima dosis awal AstraZeneca dapat memilih vaksin yang berbeda untuk dosis kedua.

Apa Dampak Menerima Dua Vaksin Berbeda?

Sebagaimana vaksin yang sama, pemberian dua vaksin campuran juga tentu memiliki efek samping. Bussiner Insider menuliskan, relawan vaksin campuran Pfizer dan AstraZeneca mengalami efek samping.

Efek itu termasuk menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang menerima dua dosis suntikan yang sama. Namun, kondisi ini berbeda dari uji coba di Spanyol. Penerima dosis vaksin AstraZeneca dicampur Pfizer sebagian besar mengalami efek samping ringan atau sedang.

National Institutes of Health, Amerika Serikat turut menguji coba peserta vaksin booster Moderna. Peserta yang ikut uji coba tersebut sebelumnya telah mendapat vaksin Moderna atau Pfizer.

Joseph Hyser, seorang peserta dalam uji coba itu, mengatakan bahwa efek sampingnya sedikit lebih parah setelah booster vaksin Moderna. Ia sebelumnya menerima vaksin Pfizer. “Rasanya seperti saya telah melakukan latihan olahraga yang sangat ketat, dengan kedinginan dan nyeri lengan,” ujarnya

Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)

Halaman: