Inggris akan Pensiunkan Semua Pembangkit Listrik Batu Bara pada 2024

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Sabtu (13/6/2020).
Penulis: Happy Fajrian
2/7/2021, 08.07 WIB

Inggris memutuskan untuk memajukan targetnya untuk mengakhiri penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik setahun lebih cepat menjadi Oktober 2024. Pemerintah Inggris menyatakan keputusan ini sebagai upaya untuk mendorong negara lain dalam menghentikan konsumsi batu bara.

Pasalnya sejumlah negara masih membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Menteri Bisnis, Energi, dan Pertumbuhan Bersih Inggris Anne Marie Trevelyan mendesak negara lain untuk segera mengikuti langkah Inggris untuk mengurangi emisi lebih cepat.

"Saya sangat percaya bahwa kami harus memimpin dengan memberi contoh," kata Trevelyan seperti dikutip dari Reuters pada Jumat (2/7). “Perjalanan Inggris menghentikan penggunaan batu bara panjang dan sulit, namun negara-negara lain dapat melakukan hal yang sama.”

Upaya untuk menghentikan konsumsi batu bara dalam pembangkitan listrik memang tidak dapat dilakukan dalam semalam. Pasalnya negara tetap harus mengamankan pasokan energi.

“Tapi kami berhasil melakukannya, dan kami telah menunjukkan bahwa hal itu memungkinkan, dan teknologi pertumbuhan bersih telah banyak berkembang dan banyak yang dapat berinvestasi di dalamnya,” ujar Travelyan.

Inggris yang menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) pada November mendatang, terus meningkatkan upayanya untuk mendorong negara-negara lain untuk mengurangi emisi lebih cepat.

Batu bara merupakan bahan bakar fosil paling intensif karbon. Penghentian penggunaannya untuk pembangkit listrik dapat memainkan peran utama dalam membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5° Celcius (2,7°F) yang menjadi target internasional.

Mitra lingkungan di firma hukum internasional Gowling WLG Ben Stansfield mengatakan bahwa bagi sebagian pihak, langkah itu sudah lama diantisipasi.

“Fokus sekarang harus bergeser dari pengumuman yang diharapkan ke penyelesaian peta jalan nol emisi karbon (net zero emmissions), serta menyediakan sistem peraturan bagi bisnis untuk bekerja sama,” ujarnya.

Sejak Inggris menyelesaikan keluarnya dari Uni Eropa tahun lalu, Perdana Menteri Boris Johnson telah berusaha untuk membangun pengaruh London di panggung dunia dengan memimpin target iklim menjelang menjadi tuan rumah COP26 di Glasgow.

Tetapi pemerintahan Johnson mendapat sorotan dari kelompok-kelompok hijau. Sejumlah mempertanyakan bagaimana usulan pengembangan tambang batu bara baru di Inggris utara dan proyek minyak di Skotlandia sesuai dengan tujuan yang dinyatakan para menteri.

Trevelyan mengatakan setiap keputusan tentang tambang batu bara, yang akan memproduksi batu bara kokas untuk industri baja, akan datang akhir tahun ini. Tetapi pembuat baja masih akan memerlukan bahan bakar fosil sampai mereka menemukan teknologi yang memungkinkan mereka membuangnya.

“Keseimbangan dapat ditemukan melalui upaya pemerintah dalam menangkap dan menyimpan karbon. Untuk saat ini, Inggris berfokus untuk mendorong negara-negara lain, besar atau kecil, untuk menetapkan jalan keluar dari pembangkit listrik tenaga batu bara," kata Trevelyan.

Inggris merupakan negara pertama yang menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara pada tahun 1880-an. Hingga seabad berikutnya negara ini bergantung pada bahan bakar fosil untuk listriknya.

Pada 2020 Inggris berhasil mengurangi penggunaan batu bara di sektor listrik menjadi kurang dari 2% dari bauran listriknya, dari sekitar 25% lima tahun sebelumnya, jauh di bawah tingkat yang terlihat di sejumlah negara.

“Kami ingin memastikan bahwa kami mendukung negara-negara yang membuat keputusan dan membantu mereka berinvestasi dalam pertumbuhan bersih dan menarik jenis investasi yang dapat membantu negara-negara itu,” kata Trevelyan.

“Kami ingin membantu semua orang yang ingin menjadikan transisi menuju pertumbuhan yang terbarukan dan bersih sebagai prioritas mutlak.”