Indeks Dolar AS Menguat Seiring Kenaikan Imbal Hasil Obligasi Amerika

Pixabay/Gerd Altmann
Ilustrasi mata uang dolar
Penulis: Safrezi Fitra
11/9/2021, 09.24 WIB

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan dia masih ingin bank sentral mulai mengurangi pembelian aset tahun ini. Pejabat Fed bergulat dengan meningkatnya tekanan harga-harga dan inflasi. Sementara pertumbuhan pekerjaan masih di bawah target.

Sementara data mencatat harga-harga produsen AS meningkat kuat pada Agustus. Ini menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu, dengan rantai pasokan tetap ketat akibat pandemi Covid-19 berlarut-larut.

Mengutip The Wall Street Journal, Jumat (10/9), para pejabat Fed akan berusaha untuk membuat kesepakatan pada pertemuan bank sentral AS tersebut bulan ini.  Kesepakatan ini untuk mulai mengurangi pembelian obligasi pada November.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,05% menjadi 92,57. Indeks naik dari level terendah dalam sebulan di level 91,94 pada Jumat lalu.

Merosotnya mata uang AS pekan lalu terjadi di tengah membaiknya sentimen risiko. Terutama pembicaraan Presiden AS Joe Biden dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Biden dan Xi melakukan pembicaraan yang luas dan strategis. Percakapan itu berfokus pada masalah ekonomi, perubahan iklim, dan Covid-19, kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan.

Dolar terakhir turun 0,13% menjadi 6,4419 yuan, mendekati level terendah lebih dari dua bulan di level 6,4233 yuan pada pekan lalu.

Halaman:
Reporter: Antara