Asia adalah benua terbesar di dunia. Terdapat 48 negara di Asia berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Negara-negara tersebut memiliki tingkat ekonomi berbeda. Ada beberapa aspek dalam mengukur kemampuan ekonomi suatu negara, terutama menggunakan jumlah pendapatan per kapita.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara. Merujuk buku Ekonomi, variabel yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita adalah Produk Domestik Bruto (PDB) dan jumlah penduduk.
Pendapatan per kapita digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan dihitung secara berkala setiap tahunnya. PDB per kapita yang tinggi menunjukkan standar hidup yang tinggi. Sedangkan rendahnya PDB per kapita menunjukkan negara sedang berjuang untuk memasok penduduknya dengan berbagai kebutuhan.
Negara dengan PDB per kapita yang rendah dibandingkan negara lain termasuk dalam negara miskin. Menurut PBB, kemiskinan lebih dari sekadar kurangnya pendapatan. Kemiskinan memiliki berbagai dimensi sosial ekonomi yang berbeda. Beberapa indikator kemiskinan meliputi:
- Kemampuan untuk mengakses layanan dan perlindungan sosial dan untuk mengekspresikan pendapat dan pilihan.
- Kemampuan bernegosiasi.
- Status sosial, pekerjaan, dan kesempatan yang layak.
Negara Termiskin di Asia
Dilansir dari data Bank Dunia, Afganistan adalah negara termiskin di Asia berdasarkan jumlah pendapatan per kapita pada 2020. Daftar negara termiskin di Asia serta pendapatan per kapita adalah sebagai berikut.
- Afganistan (US$ 508,80).
- Korea Utara (estimasi US$ 642).
- Yaman (US$ 824,12).
- Tajikistan (US$ 859,13).
- Suriah (estimasi US$ 870).
- Nepal (US$ 1155,14).
- Kirgistan (US$ 1173,61).
- Pakistan (US$ 1193,73).
- Timor-Leste (US$ 1381,17).
- Myanmar (US$ 1.400,21).
Profil Negara Termiskin di Asia
Selengkapnya, berikut profil negara-negara termiskin di Asia berdasarkan berdasarkan jumlah pendapatan per kapita tahun 2020.
1. Afganistan
Afghanistan adalah negara multietnis dengan ibu kota Kabul yang terletak di bagian selatan-tengah Asia. Negara ini berbatasan dengan Iran di barat dan Pakistan di timur. Melansir data National Geographic, luas negara Afganistan mencapai 652.230 kilometer persegi.
Afghanistan memiliki sejarah panjang yang didominasi oleh konflik internal antar faksi. Pada pertengahan Agustus 2021, Taliban mengambil alih kota-kota besar di Afghanistan dan menguasai pemerintahan.
Misi Bantuan Perserikatan-Bangsa di Afganistan (The United Nations Assistance Mission in Afghanistan) melaporkan 1.659 warga sipil tewas dan 3.524 lainnya terluka dalam enam bulan pertama tahun 2021. Jumlah ini meningkat 47 % dari tahun sebelumnya.
Menurut Bank Dunia, sebagian besar penduduk Afganistan diperkirakan akan berada di bawah garis kemiskinan. Diperkirakan, 10 juta warga Afghanistan terancam hidup dengan pendapatan sebesar US$ 0,94 per hari.
2. Korea Utara
Korea Utara adalah negara dengan ibu kota Pyongyang yang terletak di Asia Timur. Wilayahnya menempati bagian utara semenanjung Korea yang menjorok keluar dari daratan Asia antara Laut Timur (Laut Jepang) dan Laut Kuning.
Luas Korea Utara mencapai 120.538 kilometer persegi dengan pegunungan dan perbukitan yang dipisahkan oleh lembah yang dalam dan sempit. Menurut Council on Foreign Relations (CFR), Korea Utara dipimpin oleh salah satu kediktatoran dinasti terlama di dunia.
Tiga generasi keluarga Kim telah memerintah dengan otoritas mutlak. Pemerintah Korea Utara didefinisikan sebagai "kediktatoran demokrasi rakyat" di bawah kepemimpinan Partai Buruh Korea (Workers' Party of Korea/WPK) yang memiliki supremasi hukum atas partai politik lainnya.
3. Yaman
Yaman adalah sebuah negara di Asia Barat, di ujung selatan Jazirah Arab. Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di utara dan Oman di timur laut dan berbagi perbatasan laut dengan Eritrea, Djibouti, dan Somalia.
Sebagian besar orang Yaman adalah Muslim dengan dua cabang utama penganut: Sunni dan Syiah. Saat ini, Yaman mengalami krisis akibat perang sipil. PBB mendeklarasikan kondisi di Yaman sebagai “krisis kemanusiaan terburuk di dunia”.
Dilansir dari Bank Dunia, nilai riyal Yaman terus terdepresiasi ke posisi terendah dalam sejarah. Hal ini mendorong kenaikan besar dalam harga pangan dan lebih banyak penduduk terancam kemiskinan ekstrem.
4. Tajikistan
Tajikistan adalah negara terkecil di Asia Tengah berdasarkan wilayah. Negara ini berbatasan dengan Kirgistan di utara, Cina di timur, Afghanistan di selatan, dan Uzbekistan di barat dan barat laut.
Berdasarkan data Bank Dunia, Tajikistan mengalami kemajuan yang signifikan dalam mengurangi kemiskinan dan menumbuhkan ekonominya. Antara tahun 2000 dan 2019, tingkat kemiskinan turun dari 83 % dan ekonomi tumbuh rata-rata 7 % per tahun.
5. Suriah
Terletak di Timur Tengah, Suriah berbatasan di sebelah timur dengan Laut Mediterania. Lebih dari separuh wilayah Suriah ditutupi oleh Gurun Suriah, yang membentang ke beberapa negara lain di Timur Tengah.
Saat ini Suriah dilanda berbagai konflik. Menurut Council on Foreign Relations, ada tiga faktor pendorong konflik, yaitu:
- Upaya koalisi untuk mengalahkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
- Kekerasan antara pemerintah Suriah dan pasukan oposisi.
- Operasi militer terhadap Kurdi Suriah oleh pasukan Turki.
Kurangnya akses berkelanjutan terhadap kesehatan, pendidikan, perumahan, dan makanan semakin memperburuk dampak konflik dan mendorong jutaan orang ke dalam pengangguran dan kemiskinan.
6. Nepal
Nepal adalah negara Asia yang terletak di sepanjang lereng selatan pegunungan Himalaya. Negara ini terletak di antara Cina dan India di Asia Selatan. Menurut UNICEF, sebanyak 17,4 % orang Nepal tergolong miskin secara multidimensi pada 2019.
Pengangguran secara signifikan berkontribusi pada tingkat kemiskinan di Nepal. Lonjakan harga rumah juga mempersulit orang miskin Nepal untuk membeli rumah.
7. Kirgistan
Kirgistan adalah negara Asia Tengah. Negara ini dibatasi oleh Kazakhstan di barat laut dan utara, Cina di timur dan selatan, serta Tajikistan dan Uzbekistan di selatan dan barat. Sebagian besar perbatasan Kirgistan membentang sepanjang pegunungan.
Menurut data Asian Development Bank, sebanyak 20,1 % penduduk Kirgiztan hidup di bawah garis kemiskinan nasional pada 2019. Bank Dunia melaporkan, sumber utama yang memengaruhi tingkat kemiskinan di Kirgistan akibat pandemi adalah:
- Pendapatan tenaga kerja.
- Peralihan dari pekerja migran.
- Kenaikan harga pangan.
8. Pakistan
Pakistan adalah negara multietnis terpadat di Asia Selatan. Ibukotanya adalah Islamabad di kaki pegunungan Himalaya di bagian utara negara itu. Sedangkan kota terbesarnya adalah Karachi.
Melansir Bank Dunia, Pakistan mengalami penurunan kemiskinan yang konsisten dan signifikan selama 14 tahun dari 2001 hingga 2015. Daerah pedesaan di Pakistan biasanya memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi. Sementara daerah perkotaan menunjukkan ketidaksetaraan yang lebih tinggi.
9. Timor-Leste
Timor-Leste adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara. Negara ini berbatasan dengan Selat Ombai, Selat Wetar, dan Laut Banda. Timor-Leste menempati pulau Timor bersama Indonesia.
Timor-Leste menjadi negara berdaulat baru pada Mei 2002 setelah melepaskan diri dari Indonesia. Menurut data Bank Dunia, populasi Timor-Leste mencapai lebih dari 1,3 juta orang. Tingkat kemiskinan di Timor-Leste cukup tinggi. Tetapi, kemajuan telah dicapai dalam meningkatkan standar hidup.
Kemiskinan di Timor-Leste menurun dari 50 % pada 2007 menjadi sekitar 42 % pada 2014. Covid-19 dan banjir baru-baru ini memperburuk sistem kesehatan dan kemiskinan di Timor-Leste.
10. Myanmar
Myanmar terletak di bagian barat Asia Tenggara. Negara ini berbatasan dengan Cina di utara dan timur laut, Laos di timur, Thailand di tenggara, Laut Andaman dan Teluk Benggala di selatan dan barat daya, Bangladesh di barat, dan India di barat laut.
Menurut data Bank Dunia, kemiskinan di Myanmar turun dari 48 % menjadi 25 % antara 2005 dan 2017. Kemiskinan di Myanmar diprediksi akan naik pada 2022 sebagai dampak dari kudeta militer dan Covid-19.
Kudeta di Myanmar dimulai pada pagi hari tanggal 1 Februari 2021. Pihak militer merebut kekuasaan dari pemerintahan Aung San Suu Kyi. Akibatnya, terjadi gejolak politik dan ekonomi. PBB memperkirakan jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan dapat berlipat ganda menjadi 46,3 % dari 24,8 %.
Kemiskinan perkotaan diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada 2022 menjadi 37,2 %, dibandingkan 11,3 % pada 2019.