Daftar 10 Negara Termiskin di Dunia 2021

Image title
13 Oktober 2021, 09:04
Negara termiskin di dunia
Freepik
Ilustrasi - rumah kayu di daratan gersang.

Negara-negara yang paling terpukul oleh kemiskinan seringkali adalah negara-negara yang juga terjebak dalam krisis politik, termasuk konflik, kelaparan, dan perubahan iklim.

Hal ini seringkali menjadi faktor pemberat yang membuat masyarakat terjebak dalam lingkaran kemiskinan karena sumber ekonomi mereka (Pertanian, Industri dan Jasa) tidak memiliki infrastruktur yang memadai untuk menopang produktivitas mereka.

Advertisement

Terlepas dari standar hidup yang sangat rendah, di negara-negara ini masih aman untuk mengatakan bahwa ada potensi ekonomi untuk pertumbuhan di masa depan. Karena kemiskinan pada akhirnya tidak menentukan seseorang, keluarga, atau komunitas.

Selain itu, banyak ahli telah mengamati bahwa infrastruktur Afrika saat ini meningkat dengan pesat, membuka pintu bagi investasi asing langsung dan meningkatkan kapasitas industrialisasi. Sebagian besar kemajuan ini disebabkan oleh Inisiatif Sabuk dan Jalan China dan investasi di beberapa negara Afrika.

Bukti lain dari potensi Afrika adalah bagian yang sangat besar dari kaum muda di benua itu. Hal ini dapat diterjemahkan menjadi tenaga kerja masa depan yang cukup besar, pasar internal yang berkembang dan potensi inovasi dan kemajuan ekonomi.

Jadi, negara mana saja yang termiskin di dunia, berdasarkan PDB nominal per kapita? Berikut IMF mencatat 10 negara termiskin di dunia 2021.

    1. Burundi

      Burundi merupakan negara kecil yang terkurung daratan di diliputi oleh konflik etnis Hutu-Tutsi dan perang saudara. Sekitar 90% dari hampir 12 juta warganya bergantung pada pertanian subsisten. Kelangkaan pangan menjadi perhatian utama, dengan tingkat kerawanan pangan hampir dua kali lebih tinggi dari rata-rata negara-negara Afrika sub-Sahara.

    Selain itu, akses terhadap air dan sanitasi masih sangat rendah, dan kurang dari 5% penduduk yang terfasilitasi dengan listriik. Kondisi demikian menjadi lebih parah dengan adanya pandemi Covid-19.

    Negara ini juga mengahadapi banyak masalah konkret seperti kurangnya infrastruktur, korupsi endemik, dan masalah keamanan menyebabkan kemiskinan ekstrem. Adapun pendapatan per kapita penduduknya 760 dolar AS per tahun.

  1. Sudan Selatan 

    Sudan Selatan memiliki banyak sumber minyak, namun konflik menahun dengan Sudan membuat mereka baru merdeka pada 9 Juli 2011.

    Kekerasan juga terus merusak negara bagian yang terkurung daratan dengan berpenduduk sekitar 11 juta orang ini. Sudan Selatan dibentuk oleh 10 wilayah paling selatan Sudan dan rumah bagi sekitar 60 kelompok etnis asli.

    Konflik baru pecah pada 2013 ketika presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya, pemimpin pemberontak Riek Machar, melakukan kudeta. Akibatnya, diperkirakan sebanyak 400.000 orang tewas dalam bentrokan dan hampir 4 juta telah mengungsi atau melarikan diri ke negara-negara tetangga.

    Sudan Selatan bisa menjadi negara yang sangat kaya, tapi karena di dalam negeri komoditas yang dimilikinya tidak diolah dengan baik, membuat PDB per kapita yang dihasilkannya hanya sebesar Rp 11,45  juta.

    Di luar sektor minyak, mayoritas penduduk bekerja di pertanian tradisional dan komoditas ini pun tidak begitu menghasilkan.

  2. Somalia

    Negara termiskin di dunia berikutnya adalah Somalia. Kekeringan yang berkepanjangan membuat negara, konflik perang saudara yang tidak pernah selesai, bencana alam yang terjadi silih berganti, dan banyak masalah lainnya membuat negara ini tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya.

    Pandemi Covid-19 menjadi faktor pendukung kemelaratan yang diderita oleh warga Somalia. Tingkat PDB per kapita yang mampu dihasilkannya adalah Rp 13,1 juta.

  3. Republik Afrika Tengah

    Republik Afrika Tengah merupakan negara sangat kaya akan emas, minyak, uranium, dan berlian. Namun, setelah mengklaim gelar termiskin di dunia selama dekade ini, negara berpenduduk 4,75 juta ini menunjukkan beberapa tanda kemajuan.

    Namun, pertumbuhan ekonomi negara ini menunjukkan sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Industri kayu dan kebangkitan sektor pertanian dan pertambangan menjadi pendorong pendapatan Republik Afrika Tengah.

    Perekonomian juga diuntungkan dari penjualan berlian, yang didapat dari mendanai kelompok-kelompok bersenjata antaragama dan ditempatkan di bawah embargo internasional pada tahun 2013.

    Perjuangan pemerintah dalam memulihkan penjualan nyatanya hanya memperoleh sebagian kecil dari pendapatan dan sekitar 70% penduduk masih hidup di bawah garis kemiskinan.

    Selain itu, aturan lockdown dan tindakan lain saat pandemi yang diambil oleh pemerintah untuk membatasi penyebaran virus corona juga membuat masyarakat tidak dapat memperoleh penghasilan.

  4. Malawi

    Salah satu negara terkecil di Afrika, Malawi, telah membuat kemajuan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan melaksanakan reformasi struktural yang penting dalam beberapa tahun terakhir.

    Meskipun demikian, kemiskinan masih meluas, dan ekonomi negara tetap rentan terhadap guncangan terkait cuaca. Akibatnya, meskipun standar hidup di daerah perkotaan meningkat secara luas, kerawanan pangan di daerah pedesaan sangat tinggi.

    Malawi adalah negara yang umumnya damai dan memiliki pemerintahan yang stabil sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1964. Namun, hasil jajak pendapat yang disengketakan jauh dari sekadar anomali. Pada tahun 2020, PDB negara turun menjadi 0,6% dari 4,5% tahun sebelumnya karena pandemi.

  5. Republik Demokratik Kongo

    Sejak memperoleh kemerdekaan dari Belgia pada tahun 1960, Kongo telah menderita akibat kepemimpinan diktator yang rakus, ketidakstabilan politik, dan kekerasan yang terus-menerus selama beberapa dekade.

    Dengan 80 juta hektare lahan subur, lebih dari seribu mineral dan logam berharga di bawah permukaannya, Republik Demokratik Kongo, menurut Bank Dunia, sebenarnya berpotensi menjadi salah satu negara Afrika terkaya dan pendorong pertumbuhan untuk seluruh benua.

    Namun berkat ketidakstabilan politik, korupsi endemik, dan kini pandemi virus corona terus menggagalkan potensi itu. Ini juga diperparah dengan kasus baru Ebola yang kembali muncul pada Februari, kurang dari setahun setelah wabah lain merenggut nyawa lebih dari dua ribu orang.

    Namun, sekarang negara ini sedang memperbaiki dirinya. Di tahun ini berhasil meraih PDB sebesar Rp15,7 juta.

    Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement