Putin Beri Pembalasan, Biden dan PM Kanada Dilarang Masuk Rusia

ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin /AWW/sa.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil bagian dalam pertemuan dengan perwakilan komunitas dan penduduk Krimea dan Sevastopol melalui tautan video di Moskow, Rusia, Kamis (18/3/2021).
16/3/2022, 08.35 WIB

Rusia memberikan sanksi larangan berkunjung kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan sejumlah pejabat tinggi lain AS. Hal ini merupakan balasan Presiden Rusia Vladimir Putin atas hukuman yang diberikan negara-negara tersebut kepada Negeri Beruang Merah karena invasi ke Ukraina.

Dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (16/3), nama lain yang terkena sanksi adalah Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Kepala Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns, dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan. Tokoh lain yang diberikan sanksi serupa adalah putra Biden, Hunter, serta mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

Moskow juga akan segera mengumumkan sanksi tambahan terhadap sejumlah pejabat AS yang dianggap anti Rusia, perwira militer, legislator, tokoh media, dan pengusaha.

Adapun AS tak ambil pusing dengan sanksi tersebut. Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tidak ada satupun petinggi Negeri Abang Sam itu yang berniat pergi ke Rusia saat ini.

“Tidak ada dari kami yang memiliki rekening bank yang tak dapat diakses, kami akan terus maju,” kata Psaki.

Sebelumnya AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov atas invasi Rusia ke Ukraina. Inggris juga membekukan seluruh aset milik Putin dan Lavrov.

Sedangkan Gedung Putih mengumumkan bahwa Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Eropa pekan depan. Biden juga akan menghadiri pertemuan NATO pada 24 Maret untuk membahas situasi terkini di Ukraina.

Invasi Rusia ke Ukraina telah berjalan selama dua pekan. Seiring serangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan negaranya tidak akan menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pernyataan Zelenskiy ini terlontar saat berbicara dengan para pemimpin dari Pasukan Ekspedisi Gabungan, sebuah inisiatif yang dipimpin Inggris untuk menyatukan 10 negara Atlantik Utara untuk merespons krisis dengan cepat.

“Selama bertahun-tahun kami mendengar pintu yang tampaknya terbuka, tapi kami juga dengar bahwa tidak akan masuk ke sana. Ini adalah kebenaran dan harus diakui,” kata Zelenskiy, Selasa (15/3) dikutip dari The Guardian.

Sedangkan Ukraina dan Rusia telah melanjutkan lagi pembicaraan damai dua negara. Pembicaraan terbaru akan merundingkan tujuan untuk mencapai gencatan bersenjata, mengamankan penarikan pasukan Rusia, hingga membangun jaminan keamanan untuk Ukraina.