Para pemimpin negara-negara Uni Eropa (UE) tengah menyiapkan paket sanksi terbaru terhadap Rusia atas perang yang masih berlanjut di Ukraina. Setelah mengembargo impor minyak dan batu bara pada paket sanksi sebelumnya, kini blok tersebut menargetkan emas dan logam mulia.
Emas merupakan aset yang sangat krusial bagi bank sentral Rusia yang telah menghadapi sejumlah kesulitan dalam mengakses aset-asetnya di luar negeri imbas sanksi dari negara Barat.
Sejauh ini UE telah mengadopsi enam paket sanksi terhadap Rusia dan Belarusia sejak dimulainya invasi ke Ukraina pada Februari, meski beberapa sektor termasuk gas sebagian besar tetap tidak tersentuh. Pemerintah UE mencoba untuk hati-hati menghindari tindakan yang dapat merusak ekonomi mereka lebih buruk dibandingkan Rusia.
“Paket sanksi akan terus berlanjut, termasuk untuk memperkuat implementasi dan mencegah pengelakan,” tulis pernyataan para pemimpin blok tersebut yang akan disampaikan pada akhir pertemuan puncak pada 23-24 Juni, dalam dokumen yang dikutip Reuters, Selasa (21/6).
Teks tersebut merupakan kompromi antara negara-negara Nordik dan Timur yang mendorong referensi yang jelas untuk paket sanksi ketujuh. Meskipun beberapa negara seperti Jerman dan Belanda memperingatkan agar UE untuk fokus pada penerapan langkah-langkah yang ada daripada segera menambahkan lebih banyak sanksi.
Dalam versi teks sebelumnya tidak disebutkan lebih banyak pekerjaan tentang sanksi, dengan tweak mewakili kemenangan untuk elang. Namun teks baru itu tidak secara eksplisit merujuk pada paket ketujuh, seperti yang diinginkan Berlin.
“Meskipun tidak ada paket baru yang sedang disiapkan, pekerjaan sedang berlangsung untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang dapat terkena,” kata para pejabat.
Emas adalah salah satu kemungkinan target berikutnya, menurut pejabat yang mengetahui diskusi tersebut. Menurut juru bicara duta besar Denmark untuk UE, Denmark menyarankan sanksi berikutnya dapat menyangkut emas pada pertemuan tertutup utusan UE pekan lalu.
Seseorang yang akrab dengan pekerjaan tentang sanksi mengatakan bahwa Komisi Eropa sedang berupaya menambahkan emas ke kemungkinan sanksi putaran berikutnya, meskipun belum jelas apakah tindakan itu dapat melarang ekspor ke Rusia, impor dari Rusia atau keduanya.
Rusia menerima banyak sanksi dari dunia internasional akibat invasinya ke Ukraina. Salah satu sanksinya berupa pembekuan cadangan devisa di luar negeri.
Menurut data lembaga riset hubungan internasional Atlantic Council, Rusia memiliki cadangan devisa senilai US$ 630 miliar yang tersebar di wilayah yurisdiksi Cina, Prancis, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris.
Ada juga cadangan devisa Rusia yang tersimpan di lembaga keuangan internasional, seperti International Monetary Fund (IMF) dan Bank for International Settlement (BIS).
Cadangan devisa Rusia yang bisa diakses tinggal simpanannya di Cina, yang porsinya 17,67% dari total cadangan mereka. Sedangkan sekitar 61% lainnya sudah dibekukan. Simak databoks berikut: