Inggris Bersiap Lakukan Pemadaman Massal Jika Krisis Gas Memburuk

ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Nicholson/WSJ/sad.
Tower Bridge di London, Inggris, Rabu (23/2/2022). Inggris berencana melakukan pemadaman listrik massal jika krisis gas memburuk.
Penulis: Happy Fajrian
10/8/2022, 18.03 WIB

Inggris berencana melakukan pemadaman listrik massal untuk sektor industri dan bahkan rumah tangga selama beberapa hari pada musim dingin mendatang jika krisis gas memburuk.

Di bawah “skenario terburuk yang mungkin terjadi” terbaru pemerintah Inggris, negara tersebut dapat menghadapi kekurangan pasokan listrik sekitar seperenam dari total kapasitas permintaan puncak, meskipun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara telah dinyalakan.

Dalam skenario tersebut, penggunaan pemanas ruangan yang dipicu suhu musim dingin yang lebih rendah dari biasanya, dengan impor listrik yang turun dari Norwegia dan Prancis, dapat berujung pada pemadaman listrik massal selama empat hari pada Januari 2023 untuk menghemat gas.

“Skenario itu bukan sesuatu yang kami harapkan terjadi. Rumah tangga, bisnis, dan industri akan mendapatkan listrik dan gas yang mereka butuhkan,” kata Departemen Strategi Bisnis, Energi, dan Industri Pemerintah Inggris (BEIS), dalam sebuah pernyataan, dikutip Bloomberg, Rabu (10/8).

Skenario tersebut menggambarkan tantangan yang akan dihadapi oleh calon penerus perdana menteri Inggris Boris Johnson bulan depan. Jika hal tersebut terjadi maka akan berbarengan dengan lonjakan biaya energi tahunan rumah tangga menjadi £ 4.200 pada Januari dari sekitar £ 2.000 saat ini.

Jika suhu pada musim dingin mendatang lebih rendah dari biasanya, maka kemungkinan Inggris akan semakin bergantung pada gas dari Eropa yang juga tengah menghadapi krisis yang sama karena Rusia memangkas pengirimannya hingga hanya 20% dari normal.

Ini menjadi dilema bagi Inggris yang telah mengirimkan banyak bantuan gas ke Eropa seiring kapasitas penyimpanan yang terbatas. Yang pasti, Inggris ingin bantuan tersebut dikembalikan ketika mereka menghadapi musim dingin yang lebih menggigit.

BEIS menyatakan bahwa Inggris tidak bergantung pada impor energi Rusia, memiliki cadangan gas sendiri yang berlokasi di Laut Utara, serta impor yang stabil dari mitra yang dapat diandalkan. Inggris juga memiliki infrastruktur pelabuhan LNG terbesar kedua di Eropa dan pasokan gas yang didukung oleh kontrak hukum yang kuat.

Opsi pertama Inggris ketika krisis gas memburuk adalah memulihkan situs penyimpanan gas alam terbesar di Inggris, Rough. Pemilik Centrica Plc mengatakan kembalinya layanan ini akan setara dengan 10 kargo LNG.

Meski begitu, ini dinilai tak yang tidak cukup signifikan untuk mengatasi krisis gas di Inggris, apalagi negara ini juga akan menghadapi persaingan internasional yang ketat untuk kargo gas alam cair.

“Tahap pertama dari rencana darurat Inggris melibatkan operator jaringan yang mengarahkan aliran gas pada sistem, sementara mengesampingkan perjanjian komersial,” kata seorang sumber yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena informasinya bersifat pribadi.

Tahap kedua melibatkan penghentian pasokan ke pembangkit listrik berbahan bakar gas, memicu pemadaman listrik yang direncanakan untuk pengguna industri dan domestik.

Kehidupan bisa menjadi lebih sulit bagi Inggris jika pasokan listrik dibatasi di sepanjang jalur kabel besar yang terhubung ke Prancis, Norwegia, Belgia, dan Belanda. Norwegia mengatakan bahwa mereka sedang mencari cara untuk membatasi ekspor listrik di musim dingin untuk mencegah kekurangan domestik.

“Inggris memiliki harga listrik yang lebih tinggi daripada Norwegia dan bergantung pada impor, sehingga batasan apa pun akan meningkatkan biaya lebih lanjut dan dapat memaksa National Grid untuk memanfaatkan cadangan strategis batu baranya,” kata Aurora Energy Research.