5 Negara dengan Angka Kelahiran Terendah di Dunia

Unsplash/Jonathan Borba
Ilustrasi, kelahiran seorang bayi
Editor: Intan
25/8/2022, 08.31 WIB

Pemerintah berencana untuk meningkatkan tunjangan pajak dan insentif lain untuk pernikahan dan kelahiran anak. Beberapa kota besar bahkan memberi insentif khusus untuk pasangan suami-istri yang berencana memiliki anak.

Contohnya di Kota Daejeon, pemerintah memberikan insentif untuk orang tua sebesar 300 ribu won setiap bulannya mulai anak lahir hingga berusia tiga tahun. Total insentif selama tiga tahun dapat mencapai 10,8 juta won atau setara Rp 119,7 juta.

4. Jepang

Menempati posisi keempat, Jepang memiliki angka kelahiran 6,95. Penelitian Sachiko Ijima dan Kazuhito Yokoyama dalam jurnal Nippon Eiseigaku Zasshi menjelaskan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan angka kelahiran di Jepang termasuk penurunan angka pernikahan, peningkatan usia rata-rata menikah, beban ekonomi, beban pengasuhan anak, penundaan kelahiran anak, dan ketidaksuburan.

Pemerintah berupaya mengatasi hal tersebut dengan memberikan insentif hingga 600.000 yen atau setara Rp64,9 juta bagi pasangan yang menikah mulai dari bulan April 2021. Insentif tersebut dapat digunakan untuk biaya sewa dan rumah tangga lainnya. Upaya ini diharapkan dapat mendorong kenaikan angka kelahiran di Jepang.

5. Italia

Italia menempati posisi kelima dengan angka kelahiran 6,95. PBB melaporkan, rendahnya angka kelahiran ini sebagian terkait dengan kurangnya kesempatan di pasar tenaga kerja, tempat tinggal terbatas, dan rendahnya tingkat kesejahteraan kaum muda.

Selain itu, jadwal kerja yang tidak fleksibel menyulitkan orang tua, terutama ibu, untuk menyelaraskan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Perempuan yang dipekerjakan di bawah kontrak sementara juga menghadapi merasa takut kehilangan pekerjaan jika memiliki anak. Ada pula pandangan negatif tentang ibu yang bekerja.

Melansir The Local Italy, pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan untuk mengatasi rendahnya angka kelahiran di Italia. Pada 2019, pemerintah mengumumkan insentif bulanan bagi seluruh rumah tangga mulai tahun 2020. Upaya tersebut dilakukan untuk mendorong Italia keluar dari negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. 

Sebelumnya, insentif ini terbatas untuk rumah tangga dengan total pendapatan dibawah 25 ribu euro. Pemerintah juga menetapkan pendanaan untuk penitipan anak dan cuti ayah wajib akan meningkat dari lima menjadi tujuh hari.

Halaman: