Jokowi Hingga Raja Charles Absen dalam COP27, Putin Tak Kirim Delegasi

ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville/FOC/dj
Raja Charles III satu dari beberapa pemimpin dunia yang tak menghadiri COP27 di Mesir. Ia merupakan advokat lingkungan yang sangat vokal mengkampanyekan konservasi lingkungan sejak 1970.
7/11/2022, 12.25 WIB

Conference of The Parties ke-27 atau COP27 resmi dibuka pada Minggu, (6/11) di Sharm el-Sheikh, Mesir. Forum tahunan ini digelar untuk memastikan implementasi dari Persetujuan Paris 2015 untuk menurunkan emisi karbondioksida dan gas rumah kaca untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 1,5 derajat celcius.

Pada konferensi tahun ini, sejumlah pimpinan dari suluruh dunia akan menyampaikan pidato untuk mengobarkan ambisi dalam memerangi perubahan iklim dan pemanasan global.

Puluhan kepala negara akan berbicara dalam parade pidato iklim yang akan berlangsung hingga Selasa (8/11), meski demikan, banyak dari pimpinan dunia yang baru akan hadir pada pekan depan seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Brasil yang baru terpilih Luiz Inacio Lula da Silva.

Selain itu, ada juga beberapa pimpinan negara yang tak hadir dalam konferensi tersebut. Seperti Presiden Jokowi yang diwakilkan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin, hingga Raja Charles III yang sejatinya merupakan advokat iklim yang sangat vokal.

Selain itu ada beberapa pemimpin dunia lainnya yang absen namun tetap mengirimkan delegasi. Berikut daftar kepala negara yang absen dalam penghelatan konferensi perubahan iklim COP27, Mesir:

1. Presiden Indonesia, Joko Widodo

Presiden Joko Widodo diwakilkan oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin yang telah tiba di Mesir pada Minggu (6/11), malam waktu setempat untuk menghadiri rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP27. Padahal Jokowi hadir langsung pada COP26 di Glasgow, Skotlandia, tahun lalu.

Presiden Jokowi berhalangan hadir karena padatnya agenda internasional dalam waktu berdekatan. Kepala Negara akan menghadiri KTT Asean pada 10-13 November 2022. Setelah itu, Jokowi dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 13 November 2022 untuk memimpin KTT G20 selama 15-16 November 2022.

Sebagian pemimpin negara undangan KTT G20 akan tiba di Bali, Indonesia pada 13 November 2022. Namun, mayoritas datang pada 14 November 2022. Usai memimpin KTT G20, Presiden Jokowi akan lepas landas ke Bangkok pada 17 November 2022. KTT APEC akan berlangsung pada 18-19 November 2022.

Adapun hari ini, Senin (7/11), Wapres akan menghadiri pembukaan COP27 di Sharm El Sheikh International Convention Center. Setelahnya, Ma'ruf Amin juga dijadwalkan menyampaikan pidato pada agenda High Level Segment.

Pada acara ini, seluruh kepala negara/pemerintahan diberikan kesempatan menyampaikan pidato, termasuk Wapres Ma'ruf Amin yang memperoleh urutan ke-33 setelah Wapres Kuwait.

2. Presiden Rusia, Vladimir Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin (123rf.com)

Melansir Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tak akan hadir dalam pagelaran COP27 di Mesir sebagai bentuk sanksi yang diterapkan Uni Eropa (EU) kepada Rusia atas terjadinya konflik terhadap Ukraina. Reuters juga melaporkan bahwa Rusia juga tak akan mengirimkan perwakilan atau delegasi pada KTT COP27 tersebut.

The Guardian menyebut tindakan yang dilakukan oleh Putin terhadap Ukraina telah mengarahkan krisis iklim pada arah yang kian negatif. Tindakan Rusia menjerumuskan Eropa ke dalam krisis energi lewat pemutusan pasokan gas. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya harga gas sekaligus menaikkan harga pangan dunia.

Aksi Putin yang memangkas pasokan gas ke Eropa, khususnya Jerman, telah memicu sejumlah anggota UE untuk kembali beralih kepada batu bara sebagai sumber energi pengganti gas. Kondisi tersebut dinilai menjadi salah satu sebab kemunduran dari aksi mengatasi perubahan iklim.

3. Presiden Cina, XI Jinping

Nama Presiden Cina Xi Jinping juga tak masuk dalam daftar hadir COP27 di Mesir. Meski tak hadir secara fisik, Presiden Xi telah mengutus delegasi untuk mewakili dirinya untuk konferensi tersebut. Financial Times mengabarkan, Xi Jinping akan turut hadir melalui sambungan video.

Adapun Xi mengirim Xie Zhenhua, utusan iklim veteran Cina yang telah menjadi tokoh kunci di COP Negeri Panda selama lebih dari satu dekade. Pengiriman Xie ke COP27 dipandang sebagai tanda positif dari niat Cina untuk terlibat lebih jauh untuk mengatasi krisis iklim.

Tapi itu sebelum dunia terjerumus ke dalam krisis oleh perang Ukraina, dan sebelum hubungan Cina dengan AS membeku setelah kunjungan Pelosi ke Taiwan. Negosiasi tentang iklim seharusnya terpisah dari ketidaksepakatan di tempat lain, sayangnya bukan itu yang terjadi.

Prospek Cina telah berubah secara nyata di bawah Xi Jinping, tetapi negara itu telah membuat langkah besar dalam transisi energi menuju energi bersih dan untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Cina mungkin melakukan lebih banyak, dan lebih cepat, dalam aksi iklim daripada yang dijanjikan secara publik.

4. Perdana Menteri India, Narendra Modi

Figur penting Narenda Modi juga dikabarkan tak hadir dalam KTT COP27 di Mesir. Kehadiran Modi diwaliki oleh Menteri Lingkungan Hutan & Perubahan Iklim, Bhupender Yadav yang akan mengikuti seluruh rangkaian COP27 sejak tanggal 6 hingga 18 November 2022.

5. Raja Charles III

Ketika masih bergelar sebagai Pangeran Wales, Raja Charles III merupakan pendukung setia konservasi alam dan isu lingkungan lainnya. Ia membuat pidato publik pertamanya tentang lingkungan pada tahun 1970 dan sejak itu mengumpulkan kelompok bisnis untuk berkomitmen pada target emisi.

Menjelang COP26, ia meluncurkan Terra Carta, meminta organisasi untuk menandatangani prinsip-prinsip lingkungan, dan telah menjadi tuan rumah bagi para pemimpin bisnis, pejabat tinggi, dan diplomat termasuk John Kerry.

Dia telah menghadiri gelaran COP sebelumnya, termasuk KTT Paris 2015 dan COP26. Namun untuk COP27 ia dilarang oleh (mantan) Perdana Menteri Liz Truss, kemudian diperkuat oleh Rishi Sunak. Ini telah menjadi pukulan pahit bagi banyak orang yang memuji advokasi dan kekuatannya.

"Seperti praktik standar, saran pemerintah diminta dan diberikan di bawah PM sebelumnya, dan dengan suara bulat disepakati bahwa itu bukan hal yang tepat bagi Raja untuk berkunjung secara langsung," kata Liz Truss ketika masih menjabat sebagai perdana menteri.

Meski demikian, dua hari sebelum COP27 dimulai, Raja Charles III menggelar COP27 reception di Istana Buckingham, yang juga dihadiri oleh PM Rishi Sunak.

"Yang Mulia telah bekerja untuk membantu menemukan solusi praktis untuk perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati selama lebih dari 50 tahun, jauh sebelum COP1, apalagi COP27," kata Sunak dalam pertemuan itu.

Selain membahas agenda akselerasi pengurangan emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 1,5 derajat celcius, pertemuan COP27 juga membicarakan ihwal kompensasi negara-negara miskin atas kerusakan iklim ke agenda konferensi.

Hal-hal lain yang harus diperhatikan termasuk laporan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang diharapkan bisa dipaparkan pada hari Senin tentang peran kebijakan perdagangan dalam perubahan iklim, dan peran hutan sebagai penyerap emisi karbon.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu