Mengenal Montesquieu, Filsuf yang Mengembangkan Konsep Trias Politica

britannica.com
Ilustrasi, Montesquieu.
Editor: Agung
22/12/2022, 20.57 WIB

Montesquieu merupakan sosok yang terkenal dengan berbagai teorinya. Namanya kerap muncul berkaitan dengan pengembangan konsep politik Trias Politica, melalui bukunya yang berjudul “L'Esprit des Lois". Berkaitan dengan itu, tentu menarik membahas siapa Montesquieu.

Montesquieu merupakan ahli filsafat politik asal Prancis yang lahir pada 18 Januari 1689 di Bordeaux, Prancis. Ia meninggal dunia pada 10 Februari 1755 di Paris saat berusia 66 tahun.

Sebagai informasi, Trias Politica adalah suatu sistem kekuasaan pemerintahan negara yang dibagi menjadi Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Tiga sistem kekuasaan ini berperan penting untuk menjalankan pemerintahan.

Masa Kecil dan Pendidikan Montesquieu

Montesquieu memiliki nama lengkap Charles-Louis de Secondat, baron de La Brède et de Montesquieu. Ia mulai dilirik karena pengaruhnya melalui buku "L'Esprit des Lois" atau The Spirit of Laws yang berkontribusi bagi bidang politik.

Keluarga Montesquieu merupakan keluarga yang cukup berada. Ayahnya bernama Jacques de Secondat adalah seorang anggota keluarga militer tua yang dimuliakan pada abad ke-16 untuk melayani kerajaan. Ibunya bernama Marie-Francoise de Pesnel yang merupakan seorang wanita agamis keturunan Inggris.

Ibu Montesquieu berpengaruh dalam kesejahteraan keluarga dalam kekayaan properti penghadsil anggur di La Brede. Ketika sang ibu meninggal, Baroni La Brede diberikan kepada Montesquieu yang saat itu berusia 7 (tujuh) tahun dan merupakan anak sulung.

Pada 1715, Montesquieu menikah dengan Jeanne de Lartigue. Jeanne adalah seorang Protestan yang kaya raya dan memberi Montesquieu mahar sebesar 100.000 livre. Keduanya dikaruniai tiga orang anak.

Perjalanan Karir dan Karya Montesquieu

Montesquieu bersekolah pada tahun 1700 di College de Juilly di dekat Paris dan di Keuskupan Meaux. Sekolah itu dilindungi oleh keluarga terkemuka Bordeaux dan para imam Oratorium. Sekolah itu pun memberi pendidikan yang sangat baik secara modern dan terkemuka.

Selanjutnya, Montesquieu meninggalkan Juilly pada 1705 dan melanjutkan studi di Fakultas Hukum University of Bordeaux. Kemudian setelah lulus, ia memutuskan menjadi Advokat pada 1708. Beberapa saat kemudian, Montesquieu pindah ke Paris untuk praktek Hukum. Saat ayahnya meninggal pada 1713, ia kembali ke Bordeaux.

Kemudian pada usia 27 tahun, Montesquieu tengah menetap dan menjalankan fungsi yudisialnya. Ia mempelajari Hukum Romawi untuk mengelola propertinya dan mengetahui sains terutama geologi, fisika, dan biologi yang dipelajarinya di Akademi Bordeaux.

Lalu, pada 1721 Montesquieu mengejutkan beberapa orang dengan menerbitkan “Letters Persanes” atau “Persian Letters” yang berisi satir cemerlang terkait peradaban Prancis dan Paris. Ia meninjaunya dari sudut pandang dua pengelana Persia.

Karyanya yang sukses itu mengolok-olok Pemerintahan Louis XIV yang baru saja berakhir, seluruh kelas sosial, membahas kisah Troglodytes, teori Thomas Hobbes, dan lain sebagainya.

Selain itu, ia juga membahas terkait demografi, agama, kontroversi Unigenitus, Kaum Jansenis, menyindir doktrin tertentu, berbagai kritik, dan lain sebagainya. Montesquieu pun menjadi terkenal dan Paris menerima ekspresi dirinya tersebut.

Kemudian, pada 1722 Montesquieu pergi ke Paris dibantu oleh Berwick, Prince Stuart untuk masuk di lingkaran pengadilan. Selama periode tersebut, Montesquieu berkenalan dengan Politisi Inggris Viscount Bolingbroke yang pandangan politiknya kemudian tercermin dalam karya Montesquieu tentang Konstitusi Inggris.

Selama beberapa waktu kemudian, minatnya pada kegiatan rutin parlemen di Bordeaux berkurang. Ia kurang menyukai perkembangan yang terjadi. Kantornya pun dijual pada 1726. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk berusaha masuk ke Academie Francaise.

Pada 1728, Montesquieu meninggalkan istrinya di La Brede dan berangkat ke Wina dengan Lord Waldegrave yang merupakan keponakan Berwick. Ia menuliskan perjalanannya pada abad ke-18. Di Wina, ia bertemu dengan seorang prajurit dan negarawan yakni Pangeran Eugene dari Savoy. Keduanya pun berdiskusi terkait politik Prancis.

Montesquieu menjajah beberapa tempat ke Hongaria, Italia, dan Venesia. Montesquieu juga memeriksa galeri di Florence dan mulai mengembangkan minatnya pada sebuah ‘estetika’. Di Roma, Montesquieu mendengar tentang Menteri Prancis Kardinal Polignac dan membaca puisi latinnya yang tidak diterbitkan. Puisi itu berjudul Anti-Lucretius.

Pada 1731 Montesquieu ditemani Diplomat Lord Chesterfield ke Inggris. Ia memiliki banyak kenalan di Inggris dan diterima oleh Prince Wales dan membuat antologi lagu Prancis. Montesquieu bahkan menghadiri debat parlemen dan membaca jurnal politik di sana. Bahkan, Montesquieu juga menjadi seorang Freemasonry yang merupakan perkumpulan rahasia terbesar di dunia. Masa-masa di Inggris merupakan periode paling berpengaruh dalam hidupnya.

Dalam perjalanannya, Montesquieu tidak menolak kegembiraan yang ia cari di Paris, tetapi ternyata watak ambisinya semakin kuat. Awalnya, Montesquieu berpikir untuk terjun ke karir diplomatik, tetapi ketika kembali ke Prancis, ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada sastra.

Karya terkemukanya yakni berjudul “Lettres persanes” atau Surat Persian, “De la monarki universelle en Europe” atau Refleksi tentang Monarki Universal di Eropa, “Considérations sur les cause de la grandeur des Romains et de leur décadence” atau Refleksi tentang Penyebab Keagungan dan Kemunduran Bangsa Romawi, “L'Esprit des lois” atau Kekuatan Hukum, “Défense de L'Esprit des lois” atau Pertahanan Kekuatan Hukum, “Essai sur le goût” atau Essai Rasa, dan lain sebagainya.