Organisasi Meteorologi Dunia sebut 2022 Tahun Ekstrem bagi Bumi

Freepik
Ilustrasi, lapisan gletser yang mencair.
Penulis: Amelia Yesidora
23/4/2023, 20.52 WIB

Laporan tahunan Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) menyatakan Bumi sedang butuh “pemeriksaan kesehatan”. Pada 2022, lembaga ini melihat banjir, kekeringan, dan rendahnya tingkat es dunia menunjukkan dampak perubahan iklim terhadap bumi hingga ke manusia. 

“2022 adalah tahun yang ekstrem bagi planet Bumi dan ini menunjukkan tren yang berlanjut dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Kepala Divisi Pengawasan Iklim dan Kebijakan WMO, Omar Baddour dikutip dari CNN International, Minggu (23/4).

Beberapa rekor iklim pun dipecahkan pada tahun lalu, dan ada kemungkinan rekor ini akan dilampaui lagi tahun ini, antara lain:

  • Tingginya suhu di lautan, hingga hampir hampir 60% lautan mengalami setidaknya satu gelombang panas laut.
  • Tingkat permukaan laut mencapai angka tertinggi, karena gletser yang meleleh dan lautan yang memanas.
  • Jumlah es di Antartika turun menjadi 1,92 juta kilometer kubik (km3) pada Februari 2022. Ini adalah level terendah dalam sejarah. Adapun rekor 2022 sudah pecah pada Februari tahun ini, menjadi hanya 1,91 juta km3
  • Tingkat glasier yang meleleh di Pegunungan Alpen di Eropa pun meningkat. Swiss menjadi negara yang paling terdampak, karena volume gletsernya berkurang 6% dari 2021 ke 2022.
  • Tingkat polusi pemanasan global, termasuk metana dan karbon dioksida, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2021, tahun terakhir yang ada data globalnya.

“Meski emisi gas rumah kaca terus meningkat dan iklim terus berubah, masyarakat dunia pasti akan terus terdampak dengan adanya cuaca ekstrem,” kata Sekretaris Umum WMO, Petteri Taalas.

Laporan ini juga menunjukkan delapan tahun terakhir adalah rekor terpanas dunia, meskipun fenomena iklim La Niña selama tiga tahun berturut-turut memiliki efek pendinginan global.

Suhu rata-rata global tahun lalu naik menjadi sekitar 1,15 derajat Celcius (oC) di atas tingkat era sebelum Revolusi Industri, menurut laporan tersebut. Dunia terus bergerak menuju pemanasan 1,5 oC untuk pertama kalinya.

Reporter: Amelia Yesidora