Ruam popok pada bayi mengacu pada penyakit dermatitis, yaitu masalah kulit yang ditandai dengan reaksi inflamasi akut pada area yang tertutup popok. Ada beberapa faktor pemicu, meliputi faktor fisik, kimia, enzim, dan mikroba, menurut Visscher dkk. dalam jurnal “Clinics in Dermatology”.
Widya Juliarti dalam “Journal Of Nursing And Midwifery” menjelaskan, penyebab ruam popok pada bayi meliputi:
- Urin.
- Gesekan.
- Kelembapan tinggi.
- Iritasi kimia.
- Penggunaan popok yang tidak baik dan tidak tepat.
- Infeksi bakteri atau jamur.
Kelembapan yang meningkat akan menimbulkan kerusakan kulit akibat gesekan kulit dengan popok dan lebih mudah merusak pertahanan kulit sehingga terjadi iritasi dan membahayakan kesehatan bayi. Ruam popok biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa menyakitkan dan menyebabkan kecemasan pada bayi dan orang tua.
Setiap bayi berpotensi menderita ruam popok. Jika tidak diobati, ruam popok dapat menyebabkan luka serius di area genital. Umumnya, ruam popok terjadi karena udara hangat dan lembap.
Gejala Ruam Popok pada Bayi
Dari situs kesehatan Mayo Clinic, gejala ruam popok meliputi:
- Kulit kemerahan pada area pantat, paha, dan alat kelamin.
- Bayi tampak tidak nyaman, terutama saat mengganti popok.
- Bayi rewel atau menangis saat area popok dicuci atau disentuh.
Humphrey dkk. (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa mikroorganisme penyebab ruam popok yang parah adalah bakteri Candida albicans. Infeksi Candida biasanya muncul saat sistem imun bayi menurun.
Infeksi juga dapat berasal dari luar tubuh, contohnya pada bayi baru lahir mendapat Candida dari ibunya (pada waktu lahir atau masa hamil) atau dari staf rumah sakit, dimana angka infeksi mencapai 58%.
Cara Mengobati Ruam Popok pada Bayi
Menurut The Society for Pediatric Dermatology, ruam popok pada bayi paling sering terjadi saat bayi berusia 9 hingga 12 bulan. Potensi ruam popok meningkat ketika bayi sering buang air besar atau diare.
Cara mengobati ruam popok pada bayi menurut The Society for Pediatric Dermatology adalah sebagai berikut.
1. Ganti popok bayi secara berkala
Penelitian dalam jurnal “Skin Therapy Letter” oleh Humphrey dkk. menyarankan agar popok bayi diganti setiap 3-4 jam sekali. Saat mengganti popok, keringkan area tersebut dengan lembut dan jauhkan popok untuk waktu yang singkat agar pantat anak Anda benar-benar kering.
2. Pilih popok bayi yang sesuai
Gunakan popok yang dapat menyerap cairan secara maksimal untuk menjaga kulit agar tidak lembap. Terkadang, bayi alergi terhadap pewarna pada popok. Jika bayi Anda mengalami banyak ruam, cobalah beralih ke popok berwarna putih polos.
3. Bilas pantat bayi menggunakan air hangat
Anda dapat membilas pantat bayi dengan air hangat di bak mandi/wastafel atau menggunakan bola kapas yang dibasahi. Anda juga dapat menambahkan minyak untuk membantu membersihkan kotoran dari pantat bayi dengan lembut.
Jika menggunakan minyak, pastikan tidak menimbulkan reaksi alergi pada bayi.
4. Hindari penggunaan bedak bayi
Bedak bayi pada daerah popok dapat bercampur dengan urin dan keringat sehingga membuat daerah popok menjadi lembap dan timbul iritasi. Penggunaan bedak bayi juga dapat mengakibatkan partikel bedak masuk ke paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan.
5. Pilih popok yang berukuran lebih besar dari biasa
Popok yang terlalu ketat dapat membuat kulit lebih lembap karena tidak ada ruang sekitar area popok. Dengan memilih popok yang berukuran lebih besar dari biasa, Anda dapat mengurangi iritasi dan kelembapan penyebab ruam popok yang ada.
Penggantian popok ini hanya untuk sementara. Anda mungkin juga perlu mengganti popok bayi di malam hari untuk mengatasi kelembapan berlebih.
6. Beri jeda penggunaan popok bayi
Jika memungkinkan, hentikan sementara penggunaan popok. Biarkan bayi tanpa popok agar kulit dapat terekspos dengan udara alami sehingga kering. Untuk menghindari urin atau kotoran yang berantakan, cobalah membaringkan bayi Anda di atas handuk besar dan awasi jika ia buang air atau kotoran.
7. Gunakan salep secara teratur
Jika bayi Anda sering mengalami ruam, oleskan salep untuk ruam popok saat mengganti popok untuk mencegah iritasi kulit. Petroleum jelly dan salep yang mengandung zinc oxide adalah bahan yang telah terbukti mengobati ruam popok.
8. Cuci tangan setelah mengganti popok
Setelah mengganti popok, cuci tangan Anda dengan baik. Mencuci tangan dapat mencegah penyebaran bakteri atau jamur ke bagian tubuh bayi yang lain.
Macam-macam Ruam Popok pada Bayi
Ada tiga jenis ruam popok yang paling umum, yaitu dermatitis gesekan (chafing), dermatitis kontak iritan (irritant contact) dan dermatitis kandidiasis menurut Paller dan Mancini (2001).
Lebih lanjut, Dr. Jessica Foulds dari Universitas Alberta Amerika Serikat menjelaskan dalam pedscases.com mengenai macam-macam ruam popok pada bayi sebagai berikut.
Dermatitis kontak iritan
Ruam popok jenis ini terjadi karena area sekitar popok yang lembap dengan kontak serta gesekan yang terlalu lama sehingga mengiritasi kulit sensitif. Menggunakan sabun beraroma atau keras, bahan kimia atau deterjen juga dapat menimbulkan ruam ini.
Dermatitis kontak iritan muncul sebagai bercak eritematosa (kemerahan pada kulit) dengan permukaan cembung di area popok selain lipatan selangkangan.
Dermatitis kandidiasis
Kandidiasis adalah ruam popok umum lainnya yang disebabkan bakteri Candida albicans. Ruam ini berwarna merah terang dan kulit terasa lembut ketika disentuh. Biasanya, dermatitis kandidiasis dimulai di lipatan antara perut dan paha dan menyebar dari sana.
Impetigo
Impetigo adalah infeksi bakteri pada kulit yang paling sering disebabkan oleh Staphylococcus. Infeksi ini ditandai dengan luka besar berisi nanah yang pecah dan mengeluarkan cairan kekuningan, kemudian mengeras.
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah kondisi ruam pada bayi yang umum disebabkan oleh disfungsi kelenjar sebasea. Ruam muncul dengan bercak warna salmon-pink dengan sisik kuning di area popok dan dapat pula menyebar ke wajah, kulit kepala, leher, dan di belakang telinga.
Hubungi dokter anak jika ruam popok pada bayi Anda tidak hilang atau berkurang setelah beberapa hari dirawat di rumah. Gejala ruam popok yang serius meliputi:
- Kulit berdarah, bernanah, dan gatal.
- Muncul demam saat ruam popok terjadi.
- Bayi tampak kesakitan setiap kali buang air kecil dan/atau buang air besar.
Dokter anak dapat memeriksa ruam dan membuat rekomendasi yang diperlukan untuk perawatan.