5 Cara Mengatasi Insomnia Menurut Islam

pexels.com/Ketut Subiyanto
Ilustrasi, aktivitas tidur. Ada beberapa cara mengatasi insomnia menurut Islam, seperti membaca doa.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Agung
30/3/2022, 14.54 WIB

Islam memiliki beberapa anjuran yang sebaiknya dilakukan ketika mengalami suatu kesulitan atau masalah kesehatan, termasuk ketika mengalami gangguan insomnia.

Apa itu Insomnia?

Dalam arti luas bisa dikatakan bahwa insomnia bukan hanya kondisi seseorang tidak mampu untuk tidur saja. Seseorang yang berkurang kualitas tidurnya kemungkinan menderita insomnia.

Penjelasan lain menyebutkan, insomnia adalah fenomena umum paling sering dijumpai pada masalah gangguan tidur. Kondisi ini dapat diderita siapapun dan tidak melihat batasan usia. Mulai dari balita hingga orang dewasa, bisa mengalaminya.

Cara Mengatasi Insomnia menurut Islam

Menghimpun berbagai sumber, ada beberapa cara dalam Islam untuk mengatasi gangguan sulit tidur, yakni:

1. Membaca Doa

Kondisi insomnia nyatanya juga pernah dialami oleh salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, Zaid bin Tsabit r.a., yang terdapat dalam kitab Ibnus Sunni.

Dalam kitab tersebut diceritakan bahwa Zaid bin Tsabit kerap mengalami gangguan insomnia dan mengeluahkannya kepada Nabi SAW. Nabi lantas mengajari sahabatnya itu sebuah doa untuk terlepas dari gangguan sulit tidur, yakni:

"Allahumma ghorotin nujuum, wa hadaatil 'uyuun, wa anta hayyul qoyyum, laa ta khudzuka sinatun wa laa naumu, ya hayuu ya qoyyum, ahdi laily wa anim 'ainy."

Artinya: "Ya Allah, bintang-bintang telah meredup, dan mata pun telah melemah, sedang Engkau Maha Hidup lagi tak bersandar kepada siapa pun. Engkau tidak pula mengantuk dan tidak pula tertidur, wahai dzat yang Maha hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-makhluknya, tenangkanlah malamku dan pejamkanlah mataku."

Sahabat Nabi SAW lainnya yang juga mengalami insomnia ialah Khalid bin Walid Al Makhzumi r.a. Dalam hadits riwayat at Tirmidzi, ketika mendengar keluhan sahabatnya itu, Nabi SAW mengajarinya sebuah doa yang berbunyi:

"Allahumma rabbi smawaati sab'i wa maa adzolat wa rabbal arodliyna wa maa aqollat wa robba syayaatini wa maa addollat kun liy jarroo min syarri kholqika kullihim jamiy'an, an yafrutho 'alayya ahadu minhum au anyabgiya 'azzaa jaaruka was jalla tsnaauka walaa ilaaha ghoiruka la Ilaha Illa anta."

Artinya: "Ya Allah, Tuhan pencipta tujuh langit dengan segala yang dinaunginya,  Tuhan pencipta seluruh jagat dengan segala apa yang dikandungnya, Tuhan pencipta setan-setan dengan segala yang disesatkannya, jadilah Engkau ya Allah pendamping yang melindungiku dari segal kejahatan yang akan diperbuat makhluk-makhlukmu kepadaku, atau siapa saja yang ingin menyakitiku atau menyerangku, Maha tinggi Engkau dan tidak ada tuhan selain Engkau."

2. Berwudu

"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudu terlebih dahulu sebagaimana wudumu untuk melakukan salat." (HR. Al-Bukhari)

Sebelum tidur, Nabi SAW punya kebiasaan berwudu. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan rasa tenang dan terhindar dari mimpi buruk.

Secara ilmiah, psikiater dan neurologi asal Austria, Leopold Wemer von Enrenfels telah membuktikan manfaat wudu terhadap kesehatan pusat saraf tubuh.

3. Tidur Setelah Salat Isya

Penyebab gangguan tidur seorang muslim bisa berasal dari kegelisahaan karena belum menunaikan kewajiban salat isya. Hal tersebut bisa jadi penanda dari Allah SWT kepada hambanya untuk segera melangsungkan salat isya agar terhindar dari dosa.

Abu Barzah pernah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW tidak menyukai tidur yang dilakukan sebelum salat isya dan bercakap-cakap setelahnya.

4. Membaca Surat Pendek

Daripada menghitung domba, membaca surat pendek seperti Al Ikhlas, An Nas, dan Al Falaq lebih dianjurkan dalam Islam. Hal ini dapat memberikan ketenangan batin, mencegah dari gangguan setan dan mimpi buruk, serta menjauhkan seseorang dari kegelisahan.

Dalam Al-quran surat Ar Rad ayat 28, Allah SWT bersabda: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS Ar Rad : 28)

5. Posisi Tidur

Islam menganjurkan umatnya untuk membaringkan tubuh ke arah kanan (menghadap kiblat) ketika tidur. Hal ini dilakukan ketika mengawali tidur. Di samping itu, Islam tidak menganjurkan untuk tidur dalam posisi tengkurap atau telungkup. Selain dianggap sebagai posisi tidur setan, hal ini dapat membuat napas tidak lancar dan mengganggu kesehatan jantung.

Adab Tidur dalam Islam

Adab tidur sesuai sunah penting untuk diterapkan guna mengatasi gejala insomnia. Adapun hal tersebut, di antaranya berwudu, miring ke kanan, dan melafazkan zikir dan doa menjelang tidur.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan tidak tidur terlalu malam apabila tidak ada keperluan mendesak. Selain itu, ada beberapa amalan dan adab sebelum tidur yang diajarkan Nabi SAW, yaitu:

  • Membaca doa tidur.
  • Tidur menghadap kiblat.
  • Membaca surat Al Falaq, An Naas dan Al Ikhlas yang dilanjutkan dengan meniupkannya pada kedua telapak tangan dan mengusapkannya ke seluruh bagian tubuh yang dapat dijangkau sebanyak tiga kali.
  • Melakukan salat witir.
  • Berwudu.
  • Memberishkan tempat tidur.
  • Tidak tidur terlalu malam.