Dorong Harga Minyak, OPEC Pangkas Produksi Besar-besaran Efek Corona

KATADATA
Ilustrasi, kilang minyak
6/3/2020, 08.28 WIB

Rusia sejauh ini mengindikasikan akan mendukung perpanjangan daripada pengurangan produksi yang lebih dalam. "Rusia telah menyeret kakinya dalam melakukan pemotongan lebih banyak," kata analis Capital Economics dalam suatu catatan, dikutip dari Reuters, Jumat (6/3).

Ia memperkirakan, negosiasi di antara anggota OPEC+ hari ini cenderung lebih kontroversial dibanding kemarin. “Yang mengatakan, risiko pandemi telah meningkat pada minggu lalu, dan ini dapat membujuk Rusia untuk menyetujui pemotongan tambahan,” katanya.

(Baca: Suku Bunga AS Dipangkas, Harga Minyak Naik di Tengah Wabah Corona)

Di satu sisi, Rusia menyatakan siap secara finansial untuk mengatasi penurunan harga minyak. Namun, Menteri Keuangan Anton Siluanov belum memprediksi dampak pengurangan produksi yang lebih dalam terhadap perekonomian negaranya.

Vice President Wood Mackenzie Ann-Louise Hittle memperkirakan, permintaan minyak dunia turun 2,7 juta barel per hari pada kuartal pertama tahun ini. “Ini adalah penurunan besar, dan ini menunjukkan skala masalah yang dihadapi OPEC+,” kata dia.

Rystad Energy yang berbasis di Oslo pun memangkas proyeksi permintaan minyak global sepanjang 2020, dari 820 ribu menjadi 500 ribu barel per hari. (Baca: Virus Corona Tekan Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah dalam 5 Tahun)

Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan penyebaran virus corona menghancurkan harapan bahwa ekonomi global bisa tumbuh lebih tinggi tahun ini. Hal ini menjadi salah satu pertanda permintaan minyak akan semakin menurun.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan