Namun, Inpex dilaporkan mengalami kesulitan dalam membebaskan 1.000 hektare lebih lahan untuk lokasi kilang. Meskipun, SKK Migas optimistis masalah lahan bisa selesai tahun ini, lewat koordinasi dengan Gubernur Maluku.
Secara teknis, pengembangan Blok Masela baru pada tahap tender pengerjaan desain detail atau Front End Engineering Design (FEED). Bersamaan dengan itu, Inpex dibantu SKK Migas mengurus perizinan lahan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). SKK Migas dan Inpex juga terus mencari calon pembeli potensial gas dari blok tersebut.
(Baca: Perusahaan Listrik Asing Bidik Blok Masela, ESDM Imbau PLN Lebih Aktif)
SKK Migas menargetkan produksi LNG Blok Masela sebesar 9,5 MTPA dan gas pipa sebesar 150 MMscfd. Sekitar 60% produksi Blok Masela ditargetkan terserap untuk kepentingan dalam negeri dan sisanya sebesar 40% untuk ekspor.
Berdasarkan data SKK Migas, total produksi gas kumulatif Blok Masela dari 2027 hingga tahun 2055 mencapai 16,38 TSCF dengan total gas yang dijual sebesar 12,95 TSCF. Selain itu, Blok Masela menghasilkan kondensat dengan kumulatif produksi sebesar 255,28 MMSTB.