Hal itu diakui oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir. Bio Farma memang bukan produsen masker, namun merupakan induk Holding Farmasi yang menangani distribusinya.

"Kemarin diminta satu juta masker N95, terus terang tidak bisa dipenuhi karena seluruh masker N95 yang ada akan diberikan pada BNPB sesuai instruksi pemerintah untuk disalurkan pada pekerja medis maupun petugas di lokasi penjagaan keluar masuk warga," ujarnya.

Bagaimana Kondisi di Tiongkok?

Tiongkok sebenarnya adalah produsen masker kesehatan terbesar di dunia. Dalam kondisi normal, kapasitas produksi masker di Tiongkok mencapai 20 juta lembar, termasuk 600 ribu masker N95 per hari. Jumlah itu merupakan setengah dari total produksi masker di dunia. Bagaimanapun, menurut laporan BBC, masa liburan Imlek membuat kemampuan produksi masker Tiongkok merosot hingga 10 juta lembar per hari.

Kondisi ini tentu berbalik dengan lonjakan kebutuhan masker seiring merebaknya virus corona. Situs belanja Taobao saja dapat menjual hingga 80 juta lembar masker hanya dalam dua hari pada Januari lalu.

(Baca: Telepon Trump, Xi Jinping Sebut Tiongkok Bakal Kalahkan Virus Corona)

Meski para ahli masih meragukan efektivitasnya, penggunaan masker penutup hidung dan mulut meluas di kalangan masyarakat Tiongkok. Tapi, berapa banyak sebenarnya kebutuhan masker di sana?

Sebagai gambaran, di Provinsi Hubei, termasuk Kota Wuhan yang menjadi lokasi pertama penemuan virus corona ada sekitar 500 ribu tenaga medis. Mereka disarankan mengganti masker setiap 8 jam. Artinya, untuk tenaga medis di provinsi itu saja dibutuhkan setidaknya 2 juta masker per hari.

Berikut adalah data korban virus corona di Hubei: 

Kemudian, ada juga staf yang menangani operasional transportasi publik yang diwajibkan untuk menggunakan masker. Itu semua belum termasuk masyarakat luas yang bepergian dan merasa lebih aman dengan masker.

Yang pasti, Tiongkok telah mulai mendatangkan masker dari beberapa negara lain. Sepanjang periode 24 Januari-2 Februari 2020, Tiongkok mengimpor 220 juta masker, yang sebagian besar dipasok dari Korea Selatan.

Terhitung Februari 2020, Tiongkok yang dikenal ketat soal impor juga telah menghapus bea masuk untuk semua produk medis, termasuk masker kesehatan.

Respons Negara Lain

Lalu, apakah negara lain mengambil kesempatan untuk membanjiri Tiongkok dengan masker produksinya? 3M yang merupakan produsen terbesar masker N95 asal Amerika Serikat memang menyatakan akan meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan global. Sedangkan Cambridge Mask Company dari Inggris telah kehabisan stok.

Sedangkan, beberapa negara seperti Taiwan dan India bahkan menutup pintu ekspor untuk semua jenis pakaian pelindung, termasuk masker. Semua stok akan digunakan untuk kebutuhan di dalam negeri.

(Baca: Isolasi Tiongkok & Risiko Kehilangan Pembelanja Terbesar Wisata Dunia)

Bagaimana dengan Indonesia? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan bahwa permintaan masker dari Tiongkok meningkat pesat seiring pandemik virus corona.  Kendati begitu, produsen masker Indonesia diminta untuk tak menghabiskan stok masker untuk diekspor.

Menurutnya, Indonesia juga perlu menyiapkan masker untuk kebutuhan di dalam negeri. “Jangan samapi semua terserap , jadi dalam negeri tidak kebagian,” katanya.

Halaman:
Reporter: Antara