Faktor Politik Domestik Tak Berpengaruh Signifikan terhadap Ekonomi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya memberikan paparan dalam CEO Talks "Economic and Political Outlook 2020" di Hotel Raffles, Jakarta (26/11/2019).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
26/11/2019, 18.28 WIB

Faktor Eksternal Lebih Menentukan

Ia justru menilai faktor eksternal berpengaruh lebih signifikan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hal yang dihadapi Indonesia saat ini, salah satunya adalah perang dagang antara AS dan Tiongkok. "Paling besar faktor ekonomi global. Memang guncangan terakhir bukan dari domestik," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, faktor politik domestik yang akan mewarnai 2020 adalah pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang dilaksanakan di 270 daerah. "Bagi bisnis akan lebih baik (Pilkada) serentak. Kalau sendiri-sendiri itu akan banyak konflik," kata Yunarto.

Menurutnya, politik dalam negeri tidak akan banyak berubah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok yang probisnis. Hal tersebut tercermin dalam sejumlah pidatonya.

Dalam pidato kemenangan "Visi Indonesia" di Sentul International Convention Center (SICC), Jokowi dalam menekankan pada pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan sumber daya manusia (SDM). Ketika berpidato di Kongres Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Jokowi menyinggung tidak akan segan-segan 'menggigit' pihak-pihak yang menghambat kebijakannya untuk menurunkan impor.

"Jokowi itu pebisnis, ia sangat pro-market. Orang yang berlatarbelakang bisnis pasti bicara prioritas ia memasukkan uang," katanya. Tidak mengherankan jika investasi menjadi salah satu perhatian pemerintahan Jokowi di periode kedua ini.

(Baca: Jokowi Yakin Penyakit Defisit Transaksi Berjalan Tuntas dalam 4 Tahun)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu