Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan jadwal produksi Blok Kasuri yang dikelola Genting Oil di Papua Barat tetap berlangsung pada 2020. Meski proses desain awal (front end engineering deesign) proyek tersebut mundur dua bulan dari yang semestinya rampung pada Januari 2020.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengakui jika pengerjaan desain awal Blok Kasuri sedikit terlambat. Namun pihaknya menyatakan tengah berupaya mengejar agar proyek tersebut bisa rampung pada awal tahun depan.
"Terlambat sedikit tapi akan kita kejar, dan tidak akan mempengaruhi jadwal onstream yang di hulu," ujarnya kepada katadata.co.id, Kamis (7/11).
(Baca: Pertamina Tertarik Beli Saham Genting Oil di Blok Kasuri)
Lebih lanjut dia menjelaskan keterlambatan penyelesaian desain awal dikarenakan kontraktor proyek menemui kendala dalam lingkup pekerjaannya. "Masih bisa kita kembangkan kinerjanya, kalau telat ya mungkin sekitar dua bulan dari jadwal semula," kata Julius.
SKK Migas sebelumnya telah memutuskan konsorsium Suluh Ardi, Tiga Pilar Utama, dan Bina Reka Utama (BIRU) untuk menggarap desain awal Blok Kasuri.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan, nilai investasi untuk pengerjaan desain awal ini mencapai US$ 2 juta.
Produksi gas dari Blok Kasuri diprediksi mencapai 285 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan bisa mulai berproduksi pada kuartal IV 2022. Namun, produksi Genting Oil sangat tergantung pada kesiapan proyek petrokimia yang rencananya akan dibangun di sekitar blok migas tersebut.
"Tergantung downstream-nya juga kapan selesai," ujar Fatar kepada katadata.co.id.
(Baca: Proposal Pengembangan Blok Kasuri Menunggu Sertifikasi Cadangan)
Genting Oil mulai melakukan pengeboran pada 2013. Perusahaan baru menemukan cadangan gas baru dari hasil pengeboran 10 sumur eksplorasi tambahan.
Total cadangan migas yang ditemukan di blok tersebut mencapai 3,5 triliun kaki kubik (TCF).
Perusahaan juga diketahui telah mengajukan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Kasuri pada 2017. Namun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru merestui pengembangan Blok Kasuri pada tahun lalu.