Harga minyak dunia kembali terkerek naik pada perdagangan Selasa atau Rabu Waktu Indonesia setelah pada sebelumnya mengalami penurunan. Sehari sebelumnya, harga minyak anjlok hampir 2% lantaran banyak investor khawatir perang dagang AS-Tiongkok yang tak akan benar-benar berakhir sehingga berpotensi menekan ekonomi global.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka jenis Brent naik 24 sen, atau 1,0%, menjadi US$ 58,98 per barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate naik 24 sen, atau 0,41% menjadi US$ 53,05.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperingatkan perang dagang antara AS-Tiogkok akan memangkas pertumbuhan global 2019 ke laju paling dalam sejak krisis keuangan 2008-2009. Namun ekspor bisa meningkat, jika tarif perang dagang kedua negara dihapus.
(Baca: Harga Minyak Anjlok Hampir 2% di Tengah Keraguan Kesepakatan Dagang )
"Pasar terus fokus pada jalur pertumbuhan ekonomi global yang melemah dan terganggu oleh tidak adanya kemajuan signifikan pada pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok pekan lalu," ujar Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch, di Galena, Illinois.
Pada Jumat lalu, Trump mengatakan tiongkok telah menyetujui untuk membeli barang pertanian Amerika senilai US$ 40 hingga US$ 50 miliar pada fase pertama perjanjian untuk mengakhiri perang dagang.
Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan perusahaan Tiongkok sepakat membeli 700.000 ton daging babi dan 700.000 ton sorgum dari Amerika Serikat tahun ini untuk memenuhi permintaan pasar. Data pemerintah AS menunjukkan, penjualan daging babi Paman Sam lebih rendah.
(Baca: Perundingan Dagang AS-Tiongkok Suram, Harga Minyak Dunia Turun Tipis)
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu akan melakukan apa pun untuk mempertahankan stabilitas pasar minyak setelah 2020.
OPEC, Rusia dan produsen lain telah memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari untuk mendukung pasar. Namun kenaikan yang diperkirakan dalam persediaan minyak mentah AS minggu ini membuat harga di bawah tekanan.