Perusahaan penyedia layanan robot percakapan (chatbot), Halosis memperoleh dana segar US$ 1,2 juta atau sekitar Rp 17 miliar. Tambahan modal itu diperoleh dari angle investor pada Februari lalu.
Hanya, CEO Halosis Andrew Darmadi tidak mau menjabarkan secara rinci terkait investor tersebut. “Iya benar (dapat dana segar US$ 1,2 juta),” kata dia kepada Katadata.co.id, kemarin(29/7).
Rencananya, Halosis mengumpulkan modal melalui putaran pendanaan seri A hingga akhir tahun ini atau awal 2020. Namun, Andrew juga belum mau menjelaskan penggunaan dana segar tersebut.
Halosis berdiri pada akhir 2017. Layanan yang diberikan mirip dengan Kata.ai ataupun PT Jualan Online Indonesia (Bang Joni). Namun, Halosis fokus menyasar pasar yang lebih luas seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Startup ini sudah menggaet sekitar 5.000 UMKM.
(Baca: Halosis, Chatbot Ramah Kantong untuk UMKM)
UMKM bisa menyematkan tautan webchat Halosis di profil Instagram, Facebook, hingga aplikasi percakapan seperti Line ataupun Facebook Messenger. Nantinya, chatbot Halosis menyapa pelanggan para penjual dengan kalimat, "Hai! Saya Halosis, virtual assistant. Dengan siapa saya bicara?"
Lewat webchat itu, pelanggan bisa bertanya perihal stok produk, harga, hingga ongkos kirim. Selain itu, webchat Halosis akan menyertakan tautan atas produk-produk yang tersedia di UMKM mitranya. Dengan begitu, pelaku UMKM tak perlu lagi sibuk menjawab pertanyaan repetitif pelanggan.
Konsumen pun bisa mendapat info lengkap lewat chatbot Halosis. Fitur-fitur seperti ini lah yang disediakan Halosis, supaya pelaku UMKM bisa meningkatkan transaksi secara efektif dan efisien. "Kalau berjualan di e-commerce menawarkan diskon untuk menarik konsumen, kami menawarkan kemudahan," kata Andrew, akhir tahun lalu (31/8/2018).
(Baca: Kominfo Gandeng Startup Prosa, Kembangkan Layanan Chatbot Anti Hoaks)
Untuk layanan dasar tersebut, Halosis tidak mengenakan biaya kepada penjual. Namun, Halosis juga menyediakan layanan premium dan enterprise seharga Rp 500 ribu dan Rp 1 juta per bulan. Melalui layanan itu, Halosis menyediakan jasa analisa perilaku konsumen, laporan penjualan, dan yang lainnya.
Halosis sudah masuk di inkubator Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk dianalisis dan dikembangkan model bisnisnya. Selain itu, Halosis didukung oleh Telkomsel, Bank Mandiri, dan Badan Ekonomi Kretaif (Bekraf).