Koalisi Prabowo Bubar, PAN dan Demokrat Tak Buru-Buru Gabung Jokowi

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berfoto bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) usai menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1/2019). Prabowo-Sandiaga menyampaikan pidato kebangsaan dengan tema \"Indonesia Menang\" yang merupakan tagline visi dan misinya.
29/6/2019, 14.48 WIB

Meski demikian, dia mengaku belum tahu apakah nilai tersebut akan dititipkan kepada Jokowi-Ma'ruf Amin. "Kami tidak geer (gede rasa), diajak syukur, kalau diputuskan mekanisme partai kami siap," kata Faldo.

(Baca: Sekjen Demokrat: Usai Putusan MK, Koalisi dengan Prabowo Berakhir)

Adapun politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan membuka pintu partai seperti Demokrat, PAN, bahkan Gerindra bergabung.

Namun, keputusan terakhir akan berada pada Presiden terpilih yakni Jokowi dalam merancang kursi kekuasaan. "Lima tahun kami percaya beliau dan kami mempersilahkan pak Jokowi membuat posturnya," kata Arteria.

Sedangkan pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan konsep bagi-bagi menteri ini sebuah konsep rekonsiliasi politik yang kuno. Apalagi akan banyak pihak di internal Jokowi seperti tim sukses, relawan, hingga parpol pendukung yang gagal dalam Pemilihan Umum 2019 namun ingin mendapat jatah serupa.

Oleh sebab itu, akan lebih baik apabila pemerintahan Jokowi dapat mengadopsi ide-ide yang kerap disampaikan kubu Prabowo-Sandiga. Selain itu, Jokowi hendaknya juga mulai membuka komunikasi dengan pihak-pihak yang selama ini mendukung kubu 02.

"Yang dibuka bukan hanya pembicaraan dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) saja tapi misal, Ijtima Ulama, buruh, hingga guru honorer (yang mendukung Prabowo)," kata Hendri.

(Baca: Menang Pilpres, Ini PR Jokowi di Pemerintahan Periode Kedua)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution