Vonis Karen Agustiawan Dinilai Akan Pengaruhi Investasi Hulu Pertamina

Katadata | Arief Kamaludin
Pengamat menilai kasus Karen Agustiawan bisa pengaruhi investasi hulu migas Pertamina
11/6/2019, 15.14 WIB

Mantan Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, telah divonis bersalah dalam kasus dugaan korupsi investasi Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Senin (10/6). Karen divonis hukuman delapan tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider empat bulan penjara.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, kasus Karen akan membuat Pertamina lebih berhati-hati dalam berinvestasi di hulu migas agar kasus tersebut tidak terulang kembali. "Jadi apakah bisa berdampak terhadap investasi hulu migas saya kira bisa. Apalagi jika yang akan berinvestasi adalah BUMN, dalam hal ini Pertamina," kata Mamit kepada Katadata.co.id, Selasa (10/6).

Direktur Eksekutif Aspermigas Moshe Rizal Husin yang dihubungi secara terpisah mengatakan, Pertamina akan enggan mengelola lapangan-lapangan migas yang berpotensi tinggi dengan biaya dan risiko yang tinggi. Padahal investasi hulu migas memang berisiko tinggi dan berbiaya tinggi.

(Baca: Satu Hakim Beda Pendapat, Sebut Eks Dirut Pertamina Tak Korupsi)

Kasus Karen juga dapat berdampak pada iklim investasi hulu migas Indonesia. Sebab, kegagalan investasi hulu migas dihitung sebagai kerugian negara.

Padahal investasi hulu migas seharusnya tidak masuk hitungan sebagai kerugian negara jika performa portfolio investasi hulu migas masih bagus dan tidak mengandung unsur korupsi atau memperkaya diri sendiri. Kasus Karen pun menjadi sorotan investor yang ingin berinvestasi di Indonesia.

"Jelas kasus ini sangat diperhatikan oleh investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, sentimen investasi bisa terpengaruh dari hasil pengadilan ini," kata Moshe.

Kasus Karen juga mencerminkan minimnya upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi migas . Pemerintah masih mengandalkan Pertamina untuk meningkatkan  produksi migas.

"Ini menunjukkan arah kebijakan pemerintah yang hanya mau cari aman, sedangkan peran Pertamina yang dominan dalam menentukan produksi migas Indonesia," ujar Moshe.

(Baca: Pledoi Karen, Keputusan Pertamina Akuisisi BMG Tak untuk Perkaya Diri)

Reporter: Verda Nano Setiawan