Kenaikan Harga Minyak Diharapkan Dongkrak Investasi Migas

Katadata
Kenaikan harga minyak diharapkan berefek pada peningkatan investasi.
24/4/2019, 20.07 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap kenaikan  harga minyak dunia hingga level US$ 65 per barel dapat mendongkrak investasi hulu industri minyak dan gas (migas).

Realisasi investasi hulu migas kuartal 1 2019 baru mencapai US$ 2,22 miliar atau sebesar 15% dari target investasi hulu migas tahun ini sebesar US$ 14,79 miliar.

"Secara umum, kenaikan harga crude diharapkan menjadi stimulus untuk pertumbuhan investasi baru dan akselerasi proyek-proyek hulu migas,"kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa ke Katadata.co.id, Rabu (24/4).

(Baca: Harga Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi dalam Lima Bulan Terakhir)

Pada Selasa (23/4), harga minyak ditopang oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang akan mengakhiri keringanan sanksi ekspor minyak Iran pada Mei mendatang. Mengutip dari Bloomberg Selasa (23/4) pukul 12:31 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2019 naik US$ 1,70 atau sebesar 2,66% menjadi US$ 65,70 per barel.

Harga ini naik cukup tinggi dari rata-rata harga minyak di bulan Desember 2018 yang berada di level US$ 48,98 per barel.

Sementara harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2019 naik US$ 0,35 atau sebesar 0,47% menjadi US$ 74,39 per barel. Sedangkan harga minyak rata-rata pada Desember 2018 hanya mencapai US$ 57,39 per barel.

Selain kenaikan harga minyak, SKK Migas juga berharap proyek-proyek dapat berproduksi sesuai jadwal pada tahun ini. "Hingga akhir tahun 2019, diperkirakan akan ada tambahan 10 proyek yang akan onstream," kata Wisnu.

(Baca: SKK Migas dan KKKS Komitmen Investasi Senilai Rp 28 Triliun)

SKK Migas mencatat pada tahun ini akan ada 13 proyek onstream dengan estimasi produksi puncak sebesar 240 mboepd. Total nilai investasi dari 13 proyek tersebut mencapai US$ 702 juta.

Di kuartal I terdapat dua proyek onstream, yaitu proyek Komplek Betara dengan operator PetroChina International Jabung Ltd dan Terang Sirasun Batur Phase 2 dengan operatornya Kangean Energy Indonesia Ltd. Proyek Kompleks Botara diproyeksi bisa mencapai puncak produksi mencapai 12 MMscfd. Sedangkan, Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2 estimasi puncak produksinya mencapai sebesar 200 MMscfd.

(Baca: Realisasi Investasi Hulu Migas Baru 15% dari Target 2019)