Sebelumnya, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menjelaskan, lifiting migas belum mencapai target lantaran adanya beberapa kendala. Kendala yang dimaksud antara lain decline rate yang lebih tinggi dari perkiraan awal dan belum maksimalnya pengeboran pengembangan.

(Baca: Jonan: Lebih Baik Mobil Listrik Ketimbang Genjot Produksi Minyak)

Selain itu, kemunduran jadwal pengeboran pengembangan karena cuaca di lepas pantai di awal 2019 dan kendala di perangkat fasilitas produksi, termasuk terkait kebutuhan pemeliharaan (maintenance). Namun, menurut dia, kendala tersebut dapat segera diatasi.

“Diperkirakan akan dapat lebih optimal di kuartal II hingga akhir tahun 2019,” kata dia kepada katadata.co.id, Selasa (2/4).

Ia mengatakan, lifting migas di beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tengah diupayakan agar lebih optimal. KKKS yang dimaksud antara lain PT. Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu ONWJ dan OSES, Medco E&P Natuna, Kangean Energy Indonesia, Premier Oil Indonesia dan Eni Muara Bakau.

Halaman: